KANDAGA.ID – Sebagai upaya membangun harmonisasi dan koordinasi dalam membangun dan mempersiapkan anak-anak menghadapi tantang hidup di era revolusi industry 4.0 supaya menjadi generasi yang berkarakter, SDIT Persis Tarogong 2 menyelenggarakan seminar pareting orang tua peserta didik GOR Pesantren Persatuan Islam (Persis), Jl. Terusan Pembangunan, Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Kegiatan seminar parenting merupakan program kerjasama sekolah dengan komite SDIT Persis Tarogong 2 yang dilakukan 4 kali dalam satu tahun, yaitu bertepatan dengan pembagian hasil belajar peserta didik di pembagian tengah semester dan akhir semester,” terang Kepala SDIT Persis Tarogong 2, Ida Siti Faridah, M.Pd., disela-sela kegiatan, Jumat (4/10/2019).

Menurut Ida, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya silaturahmi, komunikasi dan konsultasi sekolah dengan orang tua peserta didik untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan putra-putrinya. Sehingga terjalin persamaan konsepsi dan persepsi mengenai bagaimana pola pengasuhan dan pembimbingan anak.

“Seminar parenting ini merupakan kegiatan pertama di tahun pelajaran 2019-2020 dengan menhadirkan pemateri Ust. Ucu Najmudin, M.Pd , C.HT Ch., yang dihadiri para orang tua peserta didik (ayah bunda) SDIT Persis Tarogong 2, dan bahkan ada orang tua dari sekolah lain serta umum,” pungkas Ida.

Sementara itu, dalam materi yang disampaikan Ust. Ucu menjelaskan pentingnya orang tua memiliki spiritual power dan energy psikology dalam membangun dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Spiritual power memiliki lima komponen yaitu sholat, sedekah, shaum, silaturahmi dan biruul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua), sementara energy psikology memiliki dua komponen yaitu shabar dan syukur,” ucap Ust. Ucu.

Ketika menjelaskan dengan rinci tentang birrul walidain Ust. Ucu memaparkan, “jika kamu merajakan orangtuamu, maka kamu akan dirajakan oleh anakmu. Untuk itu, mulai sekarang perbaikilah hubunganmu dengan orangtuamu, bahagiakan orang tuamu agar kamu dibahagialsn anakmu“.

Selain itu, Ust. Ucu mengatakan, untuk menjadikan anak kita cerdas dan sholeh harus memperbaiki spiritual power terlebih dahulu terutama membangun hubungan yang harmonis dan dinamis di dalam rumah.

“Seseorang dikatakan sukses jika dia sudah mampu membangun komunikasi yang baik dengan seluruh anggota keluarganya. Apalah arti kesuksesan misalkan menjadi pengusaha yang sukses namun tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan anak dan istrinya,” jelasnya.

Ust. Ucu juga menjelaskan, salah satu untuk meningkatkatkan kualitas belajar anak melalui hipnoteraphy. Untuk hipnotraphy kepada anak itu ada caranya, usap kepala anak sambil mengucapkan kata-kata positif, jadikan sentuhan tangan yang ajaib, berilah pelayanan total terhadap anak, waktu berkualitas dan hadiah kepada anak.

“Usap kepala kepala anak dengan mengatakan “pinter, sholeh, bageur” dan itu bisa dilakukan langsung maupun anak sedang tidur,” ucapnya.

Novianti Ilhami

Sementara itu, Komite SDIT Persis Tarogong 2, Novianti Ilhami mengatakan, anak-anak jamannya memang sudah berbeda dengan kita orang tua dulu, kalau kita mungkin tidak mendapat ilmu-ilmu yang baru, memang akan sulit bagaimana dengan mendidik anak di zaman sekarang.

“Untuk itu, kami sebagai komite mengusulkan kepada pihak sekolah, bagaimana kita berkolaborasi. Karena tetap tanggung jawab dalam mendidik anak itu, tetap harus anak dengan orang tua anak, sekolah itu harus kolaborasi, dan akhirnya pihak sekolah memberikan lampu hijau,” jelas Novianti.

Selain itu Novianti menjelaskan, seminar parenting ini sudah jadi agenda dan masuk dalam kegiatan kurikulum sekolah yang dilaksanakan setiap tengah semester dan akhir semester.

“Seminar parenting ini, untuk menambah ilmu orang tua, biar mereka juga terus bisa belajar, bagaimana teknik mendidik anak yang baik, sesuai dengan zaman sekarang,” jelasnya.

Menurut Novianti, parenting ini sangat pentingnya sekali dan harus dilaksanakan, karena jaman sekarang kita nggak bisa mendidik anak itu cuman meraba-raba dan itu harus ada tekniknya, harus ada ilmunya, harus ada praktisi yang memang ahli di bidangnya.

“Kita itu dituntut untuk belajar dari para praktisi, sehingga memang ilmu yang kita dapatkan itu bisa diterapkan ke anak, dan kami SDIT Persis Tarogong 2 akan terus seperti ini, dan akan berubah seperti ini, mudah-mudahan kedepannya juga akan terus seperti ini,” jelasnya.

Menurut Novianti, respon orang tua terhadap kegiatan Alhamdulillah baik, kemarin kita menyediakan 175 kursi, ternyata yang mengikuti sudah lebih dari 200. Itu berarti antusiasnya mereka memang sangat tinggi.

“Karena mungkin ya zaman itu sekarang, kalau kita tidak belajar mau bagaimana kita dapat ilmu,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***