Lepas Pisah Kepala SMAN 8 Garut
Lepas Pisah Kepala SMAN 8 Garut

Keharuan dan air mata  tampak menyeruak dari puluhan guru dan staf SMAN 8 Garut saat melepas Drs, H. Cecep R. Rusdaya M.Pd. Mereka tampak berat ditinggalkan Ketua MKKS SMA Kabupaten Garut ini karena kebersamaan dan kerjasama yang telah terjalin selama 10 Tahun. Acara temu pisah yang berlangsung di SMAN 8 Garut, Jumat, (04/8)  dihadiri juga oleh Kepala SMAN * Garut yang baru Dede Wahyudin, S.Pd

Figur Cecep sendiri di mata para guru dan karyawan sudah layaknya seperti orang tua sendiri, selama satu dasa warsa memimpin SMAN 8 telah banyak prestasi yang berhasil diraih sekolah yang terletak di Jl Garut – Tasik ini, salah satunya di bidang seni budaya dan pencak silat. “Garut itu pencak silatnya cuma dua, SMAN 11 dan SMAN 8, mewakili Garut ke tingkat provinsi hingga nasional, kadang suka bergantian, tahun ini SMAN 11 yang mengirim atlet, tahun berikutnya SMAN 8, begitu sebaliknya, kadang juga berbarengan,” ujar Cecep yang ditemui saat temu pisah berlangsung.

Berdasarkan rotasi mutasi yang diumumkan Dinas Pendidikan Provinsi  Jawa Barat, Cecep Rusdaya dimutasi ke SMAN 15 Garut. Sedangkan penggantinya adalah Dede Wahyudin S.Pd yang berasal dari SMAN 24 Garut. Dede Wahyudin, Kepala SMAN 8 yang baru saat ditemui wartawan mengatakan dirinya akan mempertahankan segala bentuk prestasi yang ada di SMAN 8 Garut, malahan dirinya akan menggali potensi yang ada, agar prestasinya semakin meningkat.  “Saya tahu SMAN 8 ini ciri khasnya adalah seni budaya sunda, dan saya adalah pecinta budaya  sunda, tentunya nyambung sekali, saya akan pertahankan yang sudah ada, tentunya dengan kerjasama antara saya, guru, karyawan dan semua stake holder yang ada di sini,” janjinya

Sejak kewenangan pengelolaan SMA SMK diambil alih oleh provinsi, maka segala bentuk kebijakan rotasi mutasi promosi merupakan kewenangan Disdik  Jawa Barat. Diakui Cecep, saat ini tersisa 5 calon kepala SMA  yang telah mendapatkan NUKS dari LP2S Solo, mereka berhak untuk dilantik menjadi kepala sekolah, namun mengingat jumlah sekolah yang kosong karena kepseknya pensiun hanya 4 sekolah, maka baru terisi 4 kepsek, satu sisanya menunggu sekolah yang kosong. “Namun karena ruang lingkupnya menjadi provinsi, maka bisa saja seorang guru yang telah memiliki NUKS ini menjabat kepala SMA di kabupaten lain di Jawa Barat. Seperti di SMK misalnya,  calon kepsek dari Garut yang baru promosi, ditugaskan di Kabupaten Karawang, tidak menutup kemungkinan SMA pun seperti itu,” pungkas Cecep.***Yuyus