Peserta didik SMKN 10 Garut saat praktek bengkel Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO).

kandaga.id – Kehadiran bengkel otomotif di SMKN 10 Garut membuat siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) siap kerja. Pasalnya bengkel ini sudah melayani kebutuhan masyarakat dengan memperbaiki kendaraan roda empat secara profesional.

Demikian dikatakan Kepala SMKN 10 Garut, H. Asep Rudiana, M.Pd., saat Sosialisasi Program Chief Executive Officer (CEO) di SMKN 10 Garut, Jl. Raya Garut-Tasik, KM 8, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut ,Rabu (5/11/2020).

Kepala SMKN 10 Garut, H. Asep Rudiana, M.Pd.

“Di sana mereka praktik menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah, sehingga saat lulus nanti mereka sudah siap kerja,” ungkap H. Asep, bengkel SMKN 10 Garut lebih ngetop di masyarakat.

Bengkel SMKN Sepuluh Garut dengan sebutan bengkel Pulgar ini merupakan inovasi sekolah dalam menjawab tantangan dari motto “SMK Bisa dan SMK Maju”.

“Unit produksi (bengkel sekolah-red) dibentuk untuk meningkatkan kompetensi lulusan juga menjadi media pembelajar bagi peserta didik,” ujarnya.

Untuk mengelola bengkel sekolah tersebut, lanjut H. Asep, SMKN 10 didampingi tenaga ahli dan profesional di bidang dunia usaha yaitu, PT Budi Jaya Mobilindo yang kita kenal dengan mengeluarkan mobil mobil Toyota.

“Untuk pengembangan bengkel ini kami didampingi oleh Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA). Standar bengkel kami sesuai dengan standar industri,” jelas H. Asep.

Pihak SMKN 10 Garut sangat serius dalam mengelola bengkel sekolah, pasalnya, dengan kehadiran bengkel di sekolah memiliki harapan agar siswa jurusan TKRO usai mengenyam pendidikan bisa mandiri atau menjadi entrepreneur.

“Mereka menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai dunia industri, contohnya disiplin kerja, dimana peserta didik yang magang di bengkel harus masuk pukul 07.30 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB,” terang H. Asep, selain itu ada briefing sebelum kerja.

H. Asep mengatakan, pihaknya sengaja menerapkan konsep sesuai dunia industri, agar saat peserta didik nanti magang di tempat lain sudah terbiasa dan tahu bagaimana aturannya.

“Intinya peserta didik sudah mengenal bagaimana karakter dan budaya industri itu,” tutur H Asep.

H. Asep menerangkan, pembangunan bengkel sekolah, merupakan bagian dari inovasi sebagai modal bersaing dengan sekolah-sekolah lain.

“Tak kalah penting hanya fokus membangun sarana sekolah, juga membangun akhlak anak didik, karena SMKN 10 Garut merupakan SMK berbasis nilai-nilai religius, sehingga lulusan tak hanya terampil tapi juga bermoral, beriman dan bertakwa,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Kasubag Tata Usaha SMKN 10 Garut, H. Lilis Suryani, S.Pd mengatakan, SMKN punya empat kompetensi yakni TKJ, Perbankan Syariah, TBSM, Multi media dan TKRO.

“Saya melihat semua bengkel di jurusaan yang ada di SMKN 10 Garut semua berstandar industri, tak salah antusiasme masyarakat untuk menyekolah anak-anaknya begitu tinggi,” singkatnya. (Jajang Sukmana/Rahayu)***