KANDAGA.ID – Sudah tahun ketiga masuk tahun keempat sekarang, penyerahan kelulusan sekolah jenjang SMP diserahkan pada waktu sore hari dan orang tua peserta didik yang menerimanya.

Kepala SMPN 1 Cilawu, R. Yusup Satria Gautama, S.Pd., mengatakan, penyerahan seperti itu sangat efektif dan efisien karena dapat memberikan kenyamanan dan keamanan serta tertib.

“Kami mengevaluasi kebelakang-belakang, dengan dibagikan pada pagi hari, anak ini terjadi euforia yang berlebihan, tapi itu pun tidak semuanya hanya oknum-oknumnya saja,” ujar Ketua MKKS SMP ini di ruang kerjanya, Rabu (29/5/2019).

Yusup mengatakan, untuk mendapatkan hasil lulusanya 100% bagi 400 peserta didik SMPN 1 Cilawu dan 26 peserta didik SMP Terbuka 1 Cilawu kelas IX Tahun Pelajaran 2018/2019 SMPN 1 Cilawu di Jl. Raya Genteng, Margalaksana, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini sebelumnya sudah menekankan kepada guru kelas XI untuk mengadakan jam tambahan belajar tanpa dipungut biaya karena sudah ada dari BOS.

“Jadi guru diberi jam tambahan dan itu bisa dikatakan seperti ekskul dan itu harus kita perhatikan karena secara manusiawi juga karena itu memerlukan tenaga, waktu, serta diberikan buku panduan lulus UN termasuk guru juga,” jelasnya.

Selain itu, jelas Yusup, yang paling utama kita melaksanakan pembinaan karakter sesuai dengan visi SMPN 1 Cilawu “Berkarakter, Bersih, dan Berprestasi”.

“Jadi kami juga disamping menanamkan kepada anak itu dengan pengemblengan keagamaan dan sikap. Karena guru juga kalau mengajar itu sangat mudah. Ngajar mah rek bisa teu bisa yang penting guru itu sudah melaksanakan ngajar,” jelasnya.

Menurutnya, ngadidik yang paling susah adalah mendidik, mendidik itu mulai dari orangtuanya siapa, orang mana, belajarna kumaha, bukuna gaduheun heunteu, pulpenna gaduheun heunteu, acukna kumaha, sapatuna kumaha, itu kalau ngadidik itu sampai lebih-lebih dalam.

“Alhamdulillah dengan misi itu kami berhasil, maka bisa lulus 100%, termasuk yang terbuka kami perhatikan karena sama-sama anak bangsa. Kalau tidak hadir kami jemput, karena mungkin mereka ini beda dengan yang reguler. Itu ya jadi harus ada perhatian, itu kan kita niatnya aja. Saya sebagai kepala sekolah itu niatnya ibadah,” ujarnya.

Selain itu tambah Yusup, upaya lain pun kami jalankan dengan mengadakan do’a bersama untuk melaksanakan ujian nasional, dan inovasi-inovasi supaya berhasil masalah kelulusan, termasuk pembinaan terhadap tenaga pendiik sendiri.

“Karena guru itu kan sekarang sudah professional bukan amatir lagi. Makanya, guru sekarang mengajarnya harus sudah bagus karena sudah sertfikasi,” jelasnya.

Menurut Yusup, untuk kedepan, bagaimana untuk lebih meningkatkan dan bagaimana supaya lebih berprestasi.

“Kami tidak muluk-muluk, karena anak ini adalah warisan Negara yang paling berharga untuk masa depan. Jadi kami sebagai pendidik harus bisa menciptakan khususnya keluaran SMPN 1 Cilawu ini harus bisa menciptakan para pemimpin di masa yang akan datang ditambah dengan akhlaq yang baik,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***