GARKOT, (kandaga.id).- Penampilan siswi SDN 7 Regol Kecamatan Garut Kota, Kafiya Kiasatina Risyadi sempat heboh di jagat media sosial saat borangan (bodor sorangan) di samping Wakil Bupati (Wabup) Garut, dr. Helmi Budiman pada apel gabungan, Senin (12/12/2022).

Penampilan juara 1 Lomba Borangan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang SD Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 ini mampu mengocok perut siapapun yang mendengarnya. Bahkan, dengan wajah polosnya ia tampil berani dan percaya diri walaupun disampingnya ada Wabup Garut.

Terkait hal tersebut, Kepala SDN 7 Regol, Hj. Yuningsih, S.Pd.SD., mengatakan, Kafiya Kiasatina Risyadi merupakan siswi kelas 2, yang kesehariannya aktif tidak mau diam kalau di dalam kelas, bahkan kerap bertanya kepada guru kalau ada pelajaran yang tidak mengertinya, termasuk bertanya kepada teman-temannya yang dia sukai.

“Kalau di kelas ada anak yang diam, dia suka mengajak supaya aktif,” terang Hj. Yuningsih, yang akrab disapa Nining, Selasa (13/12/2022).

Awalnya, Kafiya mau ikutan lomba Pupuh, tapi karena sudah ada pesertanya dan Kafiya bersikukuh ingin ikut lomba di tingkat kecamatan (FTBI), akhirnya gurunya memasukannya ke lomba Borangan yang kebetulan perwakilan perempuan belum ada.

Nining memaparkan jika persiapan yang dilakukan oleh Kafiya untuk mengikuti lomba borangan ini cukup mepet. Namun, Kafiya bisa tampil maksimal karena menurutnya dia memiliki daya ingat yang bagus.

Kepala SDN 7 Regol, Hj. Yuningsih, S.Pd.SD.

“Mungkin waktu beberapa hari dipersiapkan untuk ikut Borangan tingkat kecamatan, Alhamdulillah anak itu cepat ingat cepat mengerti apa yang harus dia lakukan di panggung gitu, sama pelatihnya diarahin begini begini dia itu nurut, dan kebetulan kalau ada misalkan ada yang lupa dia pemikirannya bagus dia itu jadi ada ide sendiri (improvisasi) kelihatan oleh ibu,” paparnya.

Ia menilai, walaupun Kafiya masih kecil tapi dia sudah berani tampil di depan banyak orang, dan berpotensi untuk dikembangkan lagi.

“Semoga Kafiya terus menambah prestasi, tapi jangan lupa pembelajaran harus bagus. Jadi antara seni dengan pendidikan dan olahraga harus bersinergi seimbang,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana