kandaga.id – Sejumlah 239 peserta di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, mengikuti seleksi Substantif calon kepala sekolah dasar selama empat hari, Rabu-Sabtu (18-21/11/2020) di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG), Jl. Mayor Syamsu No.1, Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., saat meninjau salah satu kelas seleksi substantif Cakep, Kamis (19/11/2020).

Pada hari kedua, seleksi yang tersebar di enam kelas ini, mendapat pemantauan langsung dari Kadisdik, Ketua PGRI Kabupaten Garut, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, dan beberapa korwil dan kepala sekolah sebagai bentuk dukungan secara moril.

“Ini untuk memenuhi kekurangan kepala sekolah, meskipun dari jumlah 239 semua lolos, kami masih kekurangan terutama wilayah selatan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., usai meninjau ke semua kelas, Kamis (19/11/2020).

Totong berharap semua layak dari jumlah yang diusulkan dari semua kecamatan untuk mengikuti seleksi substantif ini, dan itu tergantung dirinya sendiri.

“Aturannya memang seperti itu, jadi ada seleksi administrasi, substantif, dan Diklat,” terang Kadisdik Totong, ini tahap seleksi substantif.

Lanjut Totong, karena di masa pandemi Covid-19, seleksi dilakukan secara virtual berupa tes tulis, dan nanti ada tes wawancara, yang dikendalikan langsung oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) Solo, sebagai lembaga independen dari Kemendikbud.

“Jadi pada intinya, yang menentukan kelayakan itu adalah dirinya sendiri, kami (Pemerintah) hanya memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan peserta, dan ini dibiayai oleh negara,” ucap Totong, mohon doanya semoga ada dalam kelancaran dan semua layak.

Terkait dengan tempat dan jaringan, Kadisdik Totong mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan STTG atas dasar saling membantu.

“Dari awal kami sudah komunikasi dengan ketua STTG, Dr. Hilmi, dalam persiapan dan MoU untuk tempat, insyaallah STTG membatu secara maksimal,” pungkas Kadisdik Totong, karena aturan pelaksanaan ini tidak boleh di pecah, harus di tempat yang sama dan dalam kendali panitia.

Terpantau, pada hari kedua ini para Cakep merasa kebingungan dengan jaringan internet, akibatnya mereka keluar, berpindah ruangan mencari sinyal, sampai ada yang diluar gedung.

Ketua PGRI Kabupaten Garut, Drs. Mahdar Suhendar, M.Pd., mengatakan, untuk memperlancar dalam pelaksanaan Cakep ini, sebelumnya sudah disiapkan dalam mengantisipasi jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Ketua PGRI Kabupaten Garut, Drs. Mahdar Suhendar, M.Pd.

“Kuota sudah disiapkan sebesar 2 GB ditambah mereka beli, namun entah kenapa jaringan internet masih terjadi kendala,” ucap Mahdar.

Jadi kata Mahdar, kendala dalam pelaksanaan Cakep ini ada beberapa hal kemungkinan. Semisal, maaf-maaf ya mungkin peserta gaptek tentang IT, salah menginput akibatnya loading.

“Selain itu, kemungkinan juga laptop peserta kurang memenuhi standar, karena spesifikasi laptop itu juga akan mempengaruhi dalam proses jaringan,” pungkasnya.

Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, Drs. Dede Sutisna, M.Pd.

Ditempat berbeda, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, Drs. Dede Sutisna, M.Pd., mengapresiasi pelaksanaan Cakep ini bagus, terlaksana dengan baik, penataan dan sarananya pun tertata dengan baik, semoga dapat menghasilkan yang terbaik.

“Mudah-mudah ke depan menjadi kepala sekolah yang betul-betul memiliki kompetensi dalam mengembangkan pendidikan di Kabupaten Garut,” harap Dede.

Selain itu, lanjut Dede, dalam proses cakep ini, sebelumnya mereka harus memenuhi secara administrasi, misalnya usia di atas 55 tahun, itu tidak bisa. (Jajang Sukmana)***