kandaga.id – Mentransfer ilmu pada penerus generasi bangsa melalui model luring dan daring hasilnya jauh berbeda dengan tatap muka. Pasalnya, masih banyak sekolah yang ketersediaan penunjang pembelajaran kurang terpenuhi.

Beberapa guru, dan masyarakat yang secara kebetulan bertemu mengatakan kendala belajar luring, karena tidak ada sarana yang betul-betul mendukung, meskipun dalam pelaksanaannya para pendidik banyak membawa alat peraga, seperti karton, papan tulis kecil, atau alat peraga yang lainnya.

Agus Nurdin, S.Pd.

Begitu pun dengan belajar daring,selain tidak tersedianya WiFi di setiap sekolah, jaringan internet juga sering tidak stabil terutama pada daerah-daerah seperti di Kecamatan Cisompet, Cikelet, Cibalong dan sebagian di Kecamatan Pameungpeuk yang pada umumnya di wilayah selatan Garut.

“Pembelajaran model daring dirasa banyak kendala, karena orang tua atau peserta didik di desa kami tidak semua memiliki handphone (HP) yang berbasis Android,” ungkap pendidik SDN 1 Depok, Kecamatan Cisompet, Maemunah, S.Pd.SD., yang mengatakan dari sebanyak 120 peserta didik hanya 50 yang punya HP Android, sedangkan sisanya menumpang ke orang lain, Kamis (04/02/2021).

Salah seorang orang tua peserta didik, Ny. Risnawati mengakui, dirinya punya tiga anak, namun hanya punya satu HP Android, dan kalau ada tugas daring dari sekolah sering berebutan anaknya di SMP dengan SD.

“Saya bukan tidak ingin membelikan HP, namun karena kondisi ekonomi kami tidak mencukupi yang hanya mengandalkan dari kerja serabutan,” keluh Ny. Risnawati, untuk kebutuhan sehari-hari saja masih beruntung terpenuhi, apalagi di situasi serba sulit seperti sekarang ini.

Yang lebih kaget dan prihatin, akibat dari Pembelajaran Jarah Jauh (PJJ), meskipun komite dan pihak sekolah sudah mengimbau dan menegurnya, namun tidak diindahkan, halaman sekolah tetap oleh masyarakat dipergunakan untuk menjemur padi.

“Jang guru da pan sakolana ge tos lami teu di ango diajar murang kalih,nya ku bibi halamanana di ango moe,bibi ge moal wantun pami ieu sakola di ango di ajar ku barudak mah,” ucap terang Kepala Sekolah SDN 3 Neglasari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Agus Nurdin, S.Pd., menirukan ucapan masyarakat, saat ditemui di kediamannya. (Iwan Setiawan)***