kandaga.id – Desa Margamulya, Kecamatan Cisompet, menjadi salah satu desa diantara 32 desa dari total 421 desa yang ada, meski berdasarkan data Kementerian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, jumlah desa tertinggal di Kabupaten Garut pada 2020 tersebut berkurang dari sebelumnya yang mencapai 58 desa.

Desa yang berpenduduk 3.071 jiwa (1.018 Kepala Keluarga) minggu lalu dikunjungi Bupati Garut Rudy Gunawan dengan jarak tempuh tidak kurang dari 14 km dari Ibu Kota Kecamatan Cisompet. Bupati memuji kehebatan warganya, yang mampu membangun jalan hampir 350 meter, dengan lebar 2.5 meter dan tinggi 10 cm.

Rudy beralasan, bagaimana pembangunan jalan ini bisa terwujud, padahal biaya material ke lokasi itu sangat mahal. Hal ini dapat terwujud karena dilakukan dengan gotong royong. “Ini menjadi perhatian bagi saya selaku kepala daerah,” katanya diplomatis.

Bupati bersama kades dan warga (Foto : dokumen Pemerintah Desa Margamulya)

Tentu saja warga desa yang berbatasan dengan Kecamatan Cikajang, Cikelet dan Pakenjeng ini turut merasa bangga atas kunjungan itu, termasuk Kepala Desa Marga Mulya, Mohamad Yusup Alam Agustina. “Kami merasa bangga dan bahagia sapertos kagunturan madu bisa bertatap muka dan berbincang secara langsung dengan Bapak Bupati,” ujarnya, Kamis (09/07/2020), melalui telepon selulernya. Ia berharap desanya mendapat perhatian khusus dari Pemkab Garut trutama di bidang infrastruktur.

Menurutnya, desa ini memiliki luas 1.900 hektar, berbatasan dengan wilayah utara Desa Cipangramatan (Kecamatan Cikajang), selatan dengan Desa Panyindangan (Kecamatan Pakenjeng, sebelah barat Desa Linggamanik (Kecamatan Cikelet, dan timur Desa Neglasari (kecamatan Cisompet). “Mata pencaharian warga kami, 70 % adalah buruh tani,” ujarnya.

Meski desanya masuk desa tertinggal, ia berharap secepatnya bisa melepaskan diri dari status desa tertinggal. “Upaya yang kami lakukan selama ini alhamdulilah 2019 semua rumah diwilayah kami sudah dialiri listrik, selain itu kami terus menggenjot infrastruktur dari mulai jalan desa, gedung posyandu, fasilitas olahraga dengan menggunakan dana desa dan bantuan-bantuan dari Pemkab Garut,” tuturnya.

Guna mengejar ketertinggalan, dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian warganya, selain infrastruktur yang terus digarap, desa ini pun memberikan pelatihan-pelatihan berhubungan dengan pertanian dan peternakan dengan tujuan untuk mencerdaskan pola masyarakat dalam bercocok tanam dan berternak, mengingat di wilayah ini tanahnya subur yang sangat cocok ditanami jenis tanaman apapun, hingga rumput yang terhampar dimana-mana bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, sekalipun musim kemarau.

Mochamad Alam beserta jajaran terus berbenah. Di bidang pendidikan, desa ini setiap tahun berupaya memberikan penghargaan untuk anak-anak sekolah dan guru-guru berprestasi. “Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memberikan semangat dan bisa menghasilkan SDM yang unggul di desa kami,” ungkapnya.

Ia sangat percaya Pemkab Garut di bawah kepemimpinan H. Rudy Gunawan dan dr. Helmi akan membantu desa ini melepaskan diri dari status desa tertinggal. Baginya tidak cukup bekerja dengan 11 aparaturnya, namun keterlibatan warganya cukup mumpuni meraih prestasi demi mewujudkan SDM unggul, meski hanya memiliki 1 unit PAUD, 3 unit SD, 1 unit MI (Madrasah Ibtidaiyah), dan 1 unit SMP, serta 1 pesantren. (Jajang Sukmana/Yan)***