Salah satu narasumber Kepala Prodi Manajemen FPEB UPI Bandung Dr. Heny Hendrayati, memberikan pemaparan dalam acara pelatihan digitalisasi pengelolaan keuangan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bertajuk “Tahun Baru, Omzet Melaju” di Pendopo Garut, Kamis (10/12 2020).

Kandaga.id- Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terpuruknya perekonomian di banyak negara, termasuk lemahnya laju perekonomian nasional ndonesia tahun ini. Diantara pihak yang terkena imbasnya, yakni para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Untuk mempertahankan dan  mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi, UMKM harus melakukan inovasi dan pendekatan teknologi.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut. Suhartono.



Itulah intisari dari acara pelatihan digitalisasi pengelolaan keuangan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bertajuk “Tahun Baru, Omzet Melaju” yang diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Garut, Kamis 10 Desember 2020. Acara tersebut merupakan kolaborasi Pikiran Rakyat, Youtap Indonesia, dan Pemkab Garut.

Kegiatan tersebut, menghadirkan  narasumber Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Suhartono, Kepala Prodi Manajemen FPEB UPI Bandung, Dr. Heny Hendrayati, pengusaha Garut, Riesfinna Sutandy, serta Deni Budi Hendarto dan Raja Aksana Alrando dari Youtap Indonesia.

“UMKM Garut harus naik kelas, untuk mengungkit perekonomian daerah. Diperlukan banyak upaya agar naik kelas, salah satunya adalah diversifikasi produk untuk menjaring pasar yang lebih luas dan mengelola keuangan usaha dengan tertib,” ujar Heny di Pendopo Garut, Kamis (10/12/2020).

Menurut Heny, hal lain yang tak kalah penting adalah disiplin dalam memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan. Pendekatan teknologi akan sangat memudahkan UMKM dalam pengelolaan keuangan hingga pelaku usaha dapat lebih fokus dalam pengembangan produk dan penjualan.

“Selama ini penggunaan media sosial dan telefon genggam oleh pengusaha masih fokus pada pemasaran. Padahal, bisa juga dioptimalkan untuk pengelolaan keuangan,” ucapnya.

Lanjut Heny, pandemi Covid-19 masih mengancam, meski ada beberapa prediksi terkait akhir masa pandemi, namun penataan yang lebih baik dalam mengelola keuangan bisa menyelamatkan bisnis para UMKM.

Hal itu dibenarkan Suhartono, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut. Menurutnya, Pemkab Garut sudah melakukan banyak hal untuk mendukung perkembangan UMKM ini. Salah satunya adalah dengan melakukan upaya pemberdayaan dan pelatihan terkait  digitalisasi bisnis.

Tak hanya itu, lanjut Suhartono, Pemkab Garut juga menggagas berdirinya Kampung Koperasi untuk membangun sinergi masyarakat dan para pengusaha kecil di Kabupaten Garut.

“Saya harapkan para pelaku UMKM di Garut dapat mendaftarkan diri di aplikasi Parigel, agar terdaftar serta mendapatkan sejumlah informasi terbaru untuk pengembangan usaha mereka,” katanya.

Sementara itu, pengusaha makanan kecil dari Garut, Riesfinna Sutandy, mengaku sangat menekankan pendekatan yang lebih personal kepada konsumen. Pengemasan produk yang baik serta pembuatan promo menarik untuk memancing perhatian konsumen, telah terbukti  membuat loyal konsumennya.

“Penggunaan aplikasi keuangan di handphone juga sangat memudahkan pencatatan. Saya jadi lebih fokus untuk menangani konsumen dengan kualitas produk yang terjaga,” ucapnya.

Hal itu dibenarkan Deni Budi Hendarto dan Raja Aksana Alrando dari Youtap Indonesia. Youtap adalah aplikasi berbasis telefon seluler untuk pengelolaan keuangan yang dapat diunduh secara gratis. Menurut Deni, berinovasi dan beradaptasi dengan kebiasaan konsumen harus dilakukan pengusaha UMKM agar dapat menjaga keberlangsungan usaha mereka.

“Pendekatan digital adalah upaya yang paling mudah dilakukan karena semua orang kini sudah terbiasa menggunakan telepon seluler,” ujarnya.

Deni juga memberikan data bahwa ternyata di Jawa Barat, Kabupaten Garut memiliki pertumbuhan transaksi digital paling tinggi setelah Bandung dan Tasikmalaya. Ia menyebut, data ini menunjukkan bahwa potensi UMKM untuk maju dan naik kelas sangat terbuka lebar meskipun masih dalam masa pandemi dan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB). (Jay).