Inilah Sebagian pengurus Diklat Sepakbola Garut.

Kandaga.ID- Berawal dari obrolan para legend sepakbola, sambil ngopi di vila milik pengusaha asal Kecamatan wanaraja, H. Apang suryana, muncul ide untuk memajuka dunia sepakbola Garut, dengan membentuk sebuah lembaga Diklat sepakbola.

Ketua Umum Diklat Sepakbola Garut, H. Dede Salahudin.

” Awalnya pembentukan Diklat Sepakbola Garut ini, dari obrol-obrol sesama mantan pemain sepakbola, di sini kan banyak mantan Persigar, mantan Persib dan yang lainnya. Kita sama sama memikirkan sepakbola Garut yang tidak berkembang. Maka munculah ide untuk mendirikan Diklat sepakbola,” Tutur H. Dede Salahudin, Anggota DPRD Garut dari Fraksi PKS, ditemui saat rapat koordinasi Pengurus Akademi Sepakbola Garut, Ahad (25/10/2020).

Sutiono Lamso (kaos biru) didampingi pelatih kiper DSG, Toha saat memberikan arahan kepada siswa DSG, di Lapang Kerkhof.

Dari obrolan itulah, lanjut Dede yang pernah memperkuat tim sepakbola Persikasi,  Bekasi itu, disepakati untuk mewujudkan wadah pembinaan pemain sepakbola untuk menciptakan pemain profesional yang tujuannya untuk mempercepat kemajuan sepakbola Garut

Para siswa DSG serius menyimak arahan pelatih.

” Kami mencita citakan suatu saat nanti Persigar tampil di layar televisi, dan kami menyaksikan di lapangan, atau nonton di rumah,” ujar Dede, yang pernah pula membela tim STMIK Gunadarma dan Bank Internasional Indonesia (BII) besutan coach Warta Kusuma ini, dipercaya sebagai Ketua Umum Diklat Sepak Bola Garut (DSG), ditemui saat rapat  koordinasi pengurus DSG, Ahad (25/10/2020).

Sementara itu, mantan pemain Persib yang berhasil mengantarkan  Maung Bandung (julukan Persib) jadi Juara Liga Indonesia 1, Sutiono Lamso, menyambut baik didirikannya Diklat Sepakbola Garut itu.

” Saya sekarang sebagai pembina, atau pelatih, saya harap dengan adanya Diklat ini, potensi pemain Garut akan muncul, ini harus dimulai dari Garut sendiri. Mudah-mudahan dengan adanya diklat ini bisa mewadahi  talenta sepakbola di Garut ini, sehingga tidak perlu lari keluar Garut,” kata Sutiono yang pernah menjadi arsitek Persib U 17 ini.

Sutiono yang kini berdomisili di Bandung, dan beristrikan orang Garut, mengaku, terpanggil untuk membina bibit pemain di Garut, meski harus bolak balik Garut-Bandung, karena statusnya sebagai pegawai di Pemda Bandung.

” Ya saya bersedia melakukan pembinaan di sini dengan menjadi pelatih. Sebab saya lihat Garut ini kesulitan dalam menyiapkan pemain untuk tim seperti Soratin U13, 15 dan U 17, juga mungkin untuk Liga 3 dan lain sebagainya. Dengan adanya Diklat ini, nantinya pemain sudah siap pakai, tidak perlu seleksi lagi, pakai aja pemain yang ada di Diklat,” Katanya.

Mas Suti, pria ini biasa dipanggil, menyebut, pemain yang  diwadahi Diklat akan mempunyai kwalitas diatas rata-rata, sebab latihannya lebih intensif, lebih rutin dan lebih terarah.

Melihat susunan pengurus DSG yang hampir seratus persen mantan pemain sepakbola, Sutiono optimis, Diklat ini akan melahirkan pemain profeaional.

” Ini yang saya seneng, pengurus bola itu harus mantan pemain bola, dia seneng bola, atau dia gila bola, pengurus seperti inilah yang akan mampu membina pemain sampai jadi pemain profesional. Karena mereka tidak akan melihat untung rugi, tidak memperhitungkan waktu dan sebagainya. Saya juga jauh-jauh dari Bandung melatih di sini, no problem,” Tandasnya.

Di Diklat Sepakbola Garut sendiri, pencetak gol tunggal ke gawang Petro Kimia saat Persib Juara pada tahun 1995 itu, dipercaya sebagai Direktur Teknis, sekaligus terjun melatih.(Jay).