kandaga.id – Literasi merupakan paling esensial untuk membangun pengetahuan, kemapuan dan kompetensi dalam mengatasi tantangan, kompleksitas kehidupan sosial, budaya, ekonomi serta peradaban masyarakat yang semakin berkembang.

Untuk itulah, melalui Bidang PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan Kabupaten Garut penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Gerakan Indonesia Membaca (GIM) dalam Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Literasi Masyarakat tahun 2021-2025 di Ballroom Kasditi 2, Fave Hotel, Jl. Cimanuk No. 338, Sukagalih, Kec. Tarogong Kidul, selama dua hari, Selasa-Rabu (28-29/09/2021).

Tujuan dari FGD ini adalah untuk mendorong partisipasi berbagai elemen dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat untuk mendukung implementasi 6 literasi dasar yaitu : literasi baca tulis, numerik, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan.

Langkah awal untuk mendorong minat baca masyarakat khususnya pada satuan pendidikan di Kabupaten Garut, secara resmi dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., dihadiri Kabid PAUD dan Dikmas, H. Mohamad Yusuf, M.Pd., Kabid SD, H. Entib Satibi, S.Ip., M.M.Pd., Kabid SMP, H. Asep Wawan Budiman, S.Pd., M.Si., dengan diikuti sebanyak 45 peserta.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., saat membuka FGD Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Selasa (28/09/2021).

Selama rentang waktu dari 2021 hingga 2025, kata Kadisdik Totong, pihaknya akan melakukan pengembangan rencana induk literasi kepada masyarakat secara masif, termasuk pengembangan-pengembangan sesuai dengan RPJMD dalam menunjang program pendidikan berkualitas, terutama yang berkaitan dengan mendorong minat baca di masyarakat.

Berdasarkan survei UNESCO penduduk Indonesia saat ini yang berumur diatas 15 tahun belum memiliki kebiasaan membaca yang baik. Bahkan kata Kabid PAUD dan Dikmas, H. Mohamad Yusuf, M.Pd. hasil survei UNESCO tahun 2011 ditemukan indeks membaca masyarakat hanya 0,001 atau hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat membaca, berbeda jauh dengan Singapura indeks membacanya mencapai 0,45.

Kabid PAUD dan Dikmas, H. Mohamad Yusuf, M.Pd., melaporkan FGD Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Selasa (28/09/2021).

Hasil kajian statistik tahun 2006 tentang kebiasaan membaca di Indonesia ditemukan bahwa masyarakat yang membaca koran hanya 55,11%, membaca majalah atau tabloid hanya 29,22%, buku cerita 16,72%, buku pelajaran sekolah 44,28% dan yang membaca buku ilmu pengetahuan lainnya hanya 21,07%.

“Rendahnya tingkat literasi ini, tentu akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, sehingga diperlukan upaya-upaya strategis untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat secara berkesinambungan, dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah secara lintas sektoral, lembaga swasta dan masyarakat,” jelas H. Mohamad Yusuf.

Atas dasar itu, sejak tahun 2016 Ditjen PAUD dan Dikmas telah melakukan koordinasi pencanangan Gerakan Indonesia Membaca (GIM), disusul dengan peraturan Direktur Ditjen Dikmas/PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud RI Nomor : 0696/C6PM.01.03/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) Tahun 2021.

Dari penyelenggaran GIM diharapkan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah serta kesadaran masyarakat untuk meningkatkan literasi secara berkesinambungan, juga mampu menginisiasi dan mengembangkan berbagai program dan gerakanan literasi yang bermuara pada lahirnya aksarawan baru yang cerdas, kreatif dan produktif serta budaya literasi yang mengakar pada berbagai kelompok masyarakat.

Selain itu, dari FGD penyusunan rencana induk pengembangan literasi masyarakat dapat dilaksanakan tepat waktu dan tepat sasaran, tahapan kegiatan dilaksanakan sesuai pedoman pelaksanaan, dan adanya dokumen rencana Induk Pengembangan Literasi Masyarakat tahun 2021-2025.

Adapun unsur yang di undang FGD ini yaitu dari BAPPEDA, DISPUSIP, DPMPD, DISKOMINFO, Perguruan Tinggi, TBM, PKBM, Perwakilan SMA/SMK, Kepala SMP/SD, Ketua Himpaudi, Ketua IGTKI, Pengawas TK/SD/SMP, dan Penilik. ***Jajang Sukmana