Legenda Persib Bandung, H. Encas Tonif

Legend Persib dan mantan pemain Timnas sepakbola, H. Encas Tonif, menyebut, ambisi pembina dan orang tua yang terlalu memaksakan anak usia dini untuk ikut turnamen, dengan target menang, atau juara, telah mengakibatkan pesepak bola di negeri ini tak menguasai tekhnik dasar sepakbola yang benar, seperti passing, dribling, maupun shooting dan podasi sepakbola lainnya.

Encas Tonif fhoto bareng Jatira U 13 saat menerima trhopy juara 3 AGU Cup I di Stadion Jayaraga, Minggu (20/09/2020).

” Karena ini pondasinya, anak usia 7 tahun, 8 tahun, atau 9 tahun terlalu di-push untuk selalu mengikuti event-event kejuaraan. Ini satu ambisi dan kesalahan dari pembina dan orang tua. Seharusnya anak jangan terlalu dituntut,  tapi bagaimana anak kita ini menguasai tekhnik dasar sepakbola dengan wawasannya, itulah yang paling penting,” katanya, ditemui saat menyaksikan pertandingan semi final festival sepakbola Akademi Garut United Cup I di Stadion Jayaraga Garut, Jawa Barat, Minggu (20/09/2020).

Ditegaskannya, ambisi pembina, atau pelatih dan orang tua ini, menjadikan kemampuan bermain bola  si anak terhambat, dan  terbawa sampai dewasa, sehingga kemampuan passing, dribling, maupun shootingnya tidak benar.

” Lihat saja buktinya, banyak pemain bola senior di level nasional, seperti liga 1 passingnya tidak benar, tidak akurat. Coba bandingkan dengan pemain eropa, passing mereka selalu akurat, dribling dan penguasaan bola mereka sangat bagus, karena mereka punya tekhnik dasar sepakbolan yang bagus,” tegasnya.

Karena itu, mantan pemain yang pernah memperkuat Persib Bandung selama 16 tahun ini, menyarankan kepada pembina, pelatih dan orang tua, agar tidak memaksakan anak-anaknya di luar batas kemampuan si anak.

” Bolehlah punya keinginan, tapi sesuaikan dengan kemampuan, dan usia anak. Ego dan ambisi itulah yang jadi problem. Untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang mumpuni, itu tidak bisa instan, tapi butuh proses pembinaan yang cukup panjang,” ujar Encas Tonif.

Pria yang mengawali karier sepakbolanya dari klub Indonesia Muda Bandung ini juga menyarankan, supaya pembina dan pelatih sekolah sepak bola (SSB) harus memiliki latar belakang yang jelas.” Pelatih itu wajib punya lisensi kepelatihan, supaya dia punya program pembinaan yang jelas sesuai usia dan kapasitas si anak didiknya,” imbuhnya.

Encas yang kini sudah memasuki usia kepala 7, namun masih aktif melakukan pembinaan di SSB Jatira Bandung ini, mengapresiasi gelaran festival sepakbola Usia 13 yang diselenggarakan Akademi Garut United (AGU) ini.

” Event seperti ini sangat bagus untuk pembiaan anak muda, dan kegiatan seperti ini harus sering diselenggarakan di manapun, bukan hanya di Garut,” pungkasnya. (Jay).