Para guru SMKN 1 Garut, Jawa Barat, tengah mengikuti kegiatan workshop model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah

Pengelola SMK Negeri 1 Garut  menyelenggarakan kegiatan workshop penguatan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah kepada guru guru dan manajemen sekolah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada  di sekolah yang kini dipimpin oleh  Bejo Siswoyo, S.TP, M. Pd, itu.

Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 bidang Kurikulum, Hani Aryani

” Kebetulan materi model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ini disampaikan langsung oleh penemunya, yaitu Bapak DR. Dadang Hidayat Martawijaya, M. Pd, dengan pengenalan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM terutama siswa SMK yang memiliki kompetensi tersetandar,” kata Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Hani Aryani, M. Pd, Senin (31/08/2020).

Yang dimaksud terstandar, lanjut Hani, yakni adanya sinkronisasi  antara kurikulum yang dipelajari di sekolah, dengan yang ada di Industri.” Tentunya mulai dari sarana prasarananya, kegiatan pembelajarannya, kebutuhan industrinya seperti apa,  sehingga apa yang dibutuhkan oleh industri itu disiapkan oleh sekolah. Sehingga lulusan SMK itu betul betul memiliki kompetensi yang terstandar,” tuturnya.

DR. Dadang Hidayat Martawijaya, M. Pd,


Disebutkan Hani, kegiatan pengenlan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ini diprakarsai oleh Kepala sekolahnya dengan tujuan akhirnya agar lulusan sekolahnya memiliki kompetensi dan bisa bersaing di pasaran kerja.

Sementara itu pemateri sekaligus penemu model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah, H. Dadang Hidayat Martawijaya, mengatakan, Di tengah masa pandemi corona virus disease (Covid19), para tenaga pendidik atau guru harus banting tulang untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Para peserta tampak antusias mengikuti penjelasan nara sumber

Terlebih kata Dadang, di tengah persaingan industri saat ini, sekolah harus menyiapkan lulusan siswa yang berkompeten dengan proses belajar mengajar dilakukan tidak biasa, yakni melalui dalam jaringan (daring) tanpa tatap muka.

“Secara garis besar di sekolah, jika model pembelajaran ini (teaching factory 6 langkah, red) tepat dijalankan, maka siswa akan mempunyai tiga capaian kompetensi. Pertama capaian vokasional/keahlian, berjiwa Enterpreneur, mempunyai prakarya Enterpreneur berbasis gladiware atau gladibeta,” kata pengajar di UPI Bandung itu.

Meski begitu, model pembelajaran seperti itu kata Dadang, harus disesuaikan, karena , tidak setiap model cocok untuk keahlian tertentu.

“Maka disini kita kenalkan empat model, ada dua sistem, teaching industry, teaching factory, dan prakerin. Tujuan utamanya, ujung-ujungnya bagaimana siswa kita mencapai kompetensi (idealnya),” ujarnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di sekolah yang dulu bernama SMEA Negeri itu, dibagi tiga tahap, tahap pertama diikuti oleh manajemen sekolah, tahap dua diikuti oleh seluruh ketua kompetensi keahlian, dan seluruh guru produktif, tahap ketiga diikuti unsur guru adaktif dan normatif. (Jay).