KANDAGA.ID – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Garut, Drs. Kuswendi, M.Si, menutup kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pemberdayaan PemudaKemenpora RI, Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) di salah satu hotel Jl. Raya Cipanas, Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Jumat (5/10/2018).

Acara penutupan diklat yang bertujuan untuk membentuk pemuda maju, olahraga jaya ini, dengan narasumber yang kompenten guna mencetak generasi muda yang berkarakter dan berjiwa mandiri, dilaksanakan selama dua hari Kamis-Jumat (4-5/10/2018).

Selain dihadiri 200 peserta, penutupan dihadiri Kepala PP-PON, Hj. Suryati, S.Sos., M.Si., beserta jajaran, Kabid Kepemudaan Dispora Garut, Kusman Maulud, S.Pd., M.M., dan nara sumber dari Densus 88 AT Mabes Polri, AKBP Sri Astuti Ningsih, S.Sos.

Usai penutupan, Kepala PP-PON, Hj. Suryati, S.Sos., M.Si., kepada para wartawan mengatakan, pelaksanaan diklat tiap tempat selalu berbeda-beda temanya, Kabupaten Garut kebetulan mengambil tema “Memperkuat Kepeloporan Pemuda Dalam Menangkal Masalah Kekerasan dan Radikalisme”

“Dengan tema ini, diharapkan peran serta pemuda untuk jadi pelopor dalam menangkal terhadap kekesasan dan radikalisme, termasuk narkoba yang marak akhir-akhir ini,” ujar Suryati.

Menurutnya, Diklat ini bertujuan membangun integritas, etos kerja, kegotong-royongan, dan kemandirian pemuda serta pengembangan kewirausahaan. Sehingga pemuda dituntut dengan kesiapan dan kesigapan sebagai komponen bangsa.

“Guna menyelaraskan gerakan revolusi mental agar berkarakter unggul, memiliki integritas, dan menjadi pelopor mandiri, berjiwa wirausaha muda yang berdaya saing.

Sementara itu, Kadispora Kabupaten Garut, Drs. Kuswendi., M.Si., sangat mengapresiasi kegiatan Diklat Pemberdayaan Pemuda dari Kemenpora RI ini.

“Sudah barang tentu Dispora Kabupaten Garut sangat terbantu dengan Diklat ini. Selain hanya konsep atau teori, tetapi saya menginginkan hasil dari kegiatan seperti ini di tindaklanjuti dengan pengadaan anggarannya, supaya ada hasil sesuai harapan,” ujarnya

Selain itu, menurut Kuswendi, tumbuhnya kekerasan dan radikalisme pada dasarnya berawal dari nilai kesejahteraan.

“Ketika suatu daerah atau negara itu miskin, saya yakin kekerasan dan radikalisme akan cepat tumbuh di mana-mana. Akan tetapi jika negara atau katakanlah di Kabupaten Garut itu sejahtera maka kekerasan itu akan turun,” jelasnya.

Kuswendi mengatakan, pihaknya terus berupaya dan mendorong untuk menyejahterakan masyarakat dalam mengurangi kekerasan dan radikalisme melalui olahraga.

“Alhamdulillah, sampai saat ini kami telah membangun 230 sarana olahraga lapang voli yang cocok dikembangkan di desa-desa,” pungkasnya.

Adapun nara sumber; Kusman Maulud, S.Pd., M.Si. (Kabid Kepemudaan Dispora Garut), Gustiana Isya Marjani (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat), Dr. Imam Solahudin (Presidium KAHM/Sekretaris ICMI Kabupaten Garut), Dr. Asep Sahid (Dosen UIN SGD Bandung), Soviayan Munawar, S.T., MT (Anggota Lembaga Cegah Kejahatan/Dosen/Aktivis), Samsul Qomar (Tenaga Ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), AKBP. Sri Astuti Ningsih, S.Sos. (Densus 88 AT Mabes Polri). (Jajang Sukmana)***