KANDAGA.ID – Dengan visi, “Pramuka Kwarran Garut Kota, Berperan Serta Menumbuhkembangkan Warga Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera”. Kwarran Garut Kota dalam implementasi pembentukan karakter melalui ekstrakurikuler kepramukaan. Kwarran Garut Kota menyelenggarakan Rakerran program kerja tahunan di SDN Regol 10 di Jl. Ranggalawe No.1, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019).

Ketua Kwarran Garut Kota masa bhakti 2018-2023, Jajang Suryapraja, S.Pd., mengatakan, kegiatan berkaitan dengan program rapat kerja tahunan ranting Kwarran Garut Kota, yang bertujuan untuk menentukan mau dibawa kemana Pramuka Kecamatan Garut Kota?

“Dengan Rakerran ini, akan jelas terarah tujuan visi dan misi,” jelasnya.

Jajang mengatakan, dengan mengundang ketua Mabigus dan Pembina untuk mengsinkronkan program kerja Kwarran Garut Kota dengan Mabigus dan Pembina gugus depan.

“Sebagus apapun program kerja Kwarran, kalau tidak ada support dari Mabigus dan Pembina Sekolah, itu tidak akan terwujud,” ujarnya.

Jajang menjelaskan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., sebagai Mabicab berpesan yang berkaitan dengan program pramuka, mengamanatkan kepada semua ketua kwarran, tolong di catat, siapa ketua Korwil, Korwas dan Mabigus yang menolak tentang kegiatan kepramukaan.

“Kenapa kepramukaan harus mulai diwujudkan lebih update lagi, karena pramuka sangat bertalian erat dengan pendidikan karakter. Dimana anak, dididik, dilatih untuk menjadi anak yang sholeh dan sholehah, sesuai dengan program visi dan misi Hari Jadi Garut yang ke-206,” ujarnya.

Jajang mengatakan, targetnya di tahun 2019 ini, menciptakan rasa bangga bagi Mabigus, Pembina dan anak didik sebagai anggota pramuka.

“Kalau sudah tercipta rasa bangga, jelas akan mengikuti semua program. Selama tidak ada rasa kebanggaan menjadi anggota pramuka, tidak akan terwujud. Sebagus apapun program tidak akan pernah terwujud,” jelasnya.

Untuk mewujudkan semua itu, selaku Ketua Kwarran akan berupaya mendatangi dan menghimbau setiap Mabigus dan pembia sekolah secara persuasif, agar pendidikan karakter teraktualisasikan.

“Kami ingin mencoba menciptakan pramuka sesuai dengan program pemerintah, pramuka yang sholeh dan sholehah. Jadi tidak hanya sekedar pendidikan regular saja, anak-anak juga belajar ngaji di pramuka, dan diwajibkan setiap Pembina yang mengajar pramuka, minimal membaca Al-Quran terlebih dahulu, minimal 10-15 menit,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***