GARKOT, (kandaga.id).- Gajah mati meninggalkan gadingnya, harimau mati meninggalkan belangnya, mungkin peribahasa itulah bagi orang-orang terpilih dalam menggoreskan sebuah karya nyata bermanfaat untuk generasi selanjutnya, hal itu dibuktikan oleh Pengawas SMP, Koni Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd., serta Dadang Muhammad Kosim, S.Ag., M.Pd., dengan telah menyelesaikan sebuah buku dan di launching sekaligus dibedah di Aula bank BJB lantai 3, Jl. A. Yani, Kecamatan Garut Kota, Selasa (21/02/2023).

Selain itu, juga gelar karya P5 hasil inovasi SMPN 1 Pakenjeng “Gaya hidup tamanisasi sekolah dari barang bekas”. SMPN 2 Pakenjeng “Kewirausahaan membuat minyak goreng dari kelapa”. SMPN 6 Pakenjeng “Kewirausahaan pengolahan tepung pisang Ambon sampai menjadi olahan makanan”, dan SMP Satap 2 Pakenjeng “Kewirausahaan pembuatan minyak Virgin Coconut Oil (VOC) minyak keletik”.

Kasi Kurikulum Bidang SMP, DR. Ajang Rusmana, M.Pd., saat membuka Launching dan Bedah Buku di Aula bank BJB lantai 3, Jl. A. Yani, Kecamatan Garut Kota, Selasa (21/02/2023).

Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, yang diwakili Kasi Kurikulum SMP, DR. Ajang Rusmana, M.Pd., dengan dihadiri Koordinator MKPS SMP, Sony Mulyadi Supriadi, S.Pd., MM., beserta para pengawasnya, dan pengawas SD, Wawan Sofyan, S.Pd., M.Pd., para kepala SMP se-wilayah selatan Garut, para Ketua MGMP, dan tamu undangan lainnya.

Dengan moderator Dede Sujadi, S.Pd., M.Pd., bedah buku karya Koni Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd., yang berjudul “Faktor Kelancaran Proses Belajar Bagi Siswa” dibedakan oleh DR. Ida Widaningsih, M.Pd., sedangkan buku yang berjudul “Mengenal Teknologi Pembelajaran untuk Proses Pembelajaran Siswa yang Efektif karya Dadang Muhammad Kosim, S.Ag., M.Pd., dibedah oleh DR. Fenti Inayati, M.Pd.

Karya pengawas ini mendapat apresiasi dan penghargaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, baik yang sekarang maupun akan membuat buku. Untuk itu, DR. Ajang berpesan untuk terus berkarya. Bahkan lanjut DR. Ajang, Pak Kadisdik berpesan 2 Mei untuk diisi dengan karya-karya pengawas dan gelar karya dari setiap sekolah..

Buku itu merupakan hasil pemikiran seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Sedangkan bedah buku itu merupakan sebuah kegiatan dan akademis yang identik dengan keilmuan. Sebab, tidak mungkin seseorang menulis tanpa memiliki ilmu. Makanya, bedah buku ini wujud dari sebuah tulisan yang akan disampaikan kepada khalayak.

Koordinator MKPS SMP, Sony Mulyadi Supriadi, S.Pd., MM., saat memberikan sambutannya.

DR. Ajang, merasa yakin semua pengawas mampu menulis, sebab menulis itu kuncinya adanya koneksitas antara pemikiran, hati, dan tangan.

“Sebagus-bagusnya ide, ketika mau dituangkan kedalam bentuk tulisan itu bukan hal yang mudah, tetapi bukan hal sulit. Makanya perlu adanya kesinambungan antara pemikiran, hati, dan tangan,” ungkapnya.

Ketua Panitia, Suryadi, S.Ag., M.Ag., saat melaporkan kegiatan Launching dan Bedah Buku.

Menurutnya, tak sedikit orang-orang idenya banyak, tetapi ketika akan dituangkan kedalam bentuk tulisan, susah. Untuk itulah, karya tulis seseorang dipandang perlu mendapatkan perhargaan dari dinas pendidikan, baik karya siswa, guru, kepala sekolah maupun pengawas yang rajin menulis.

“Apa artinya menulis, kalau bukunya hanya milik penulis saja,” ujar DR. Ajang, yang mengharapkan buku karya tulis yang keluar dari keluarga besar pendidikan bisa dibaca oleh semua warga sekolah, bahkan DR. Ajang berharap, buku itu bisa dibaca oleh masyarakat luas.

Sementara Koordinator MKPS SMP, Sony Mulyadi Supriadi, S.Pd., MM., mengatakan, karya ini bukan yang terakhir tapi kedepannya pasti ada karya-karya lain. Makanya, Sony mengungkapkan untuk tidak perlu menyombong diri, karena ini sudah digariskan Allah SWT., yang paling utama patut bersyukur kepada Allah SWT.

Sony mengapresiasi keinginan Kadisdik untuk tanggal 2 Mei pada hari Pendidikan Nasional, karena sudah terlalu lama tidak pernah ada pameran pendidikan. Bahkan pihak akan menggelar pameran besar dari delapan rayon dengan berbagai karya-karya termasuk buku-buku yang sekaligus membedahnya.

“Ini bukan himbauan tapi tugas kepada para pengawas, dan karya-karya yang ditampilkan bukan hanya pengawas saja tapi karya-karya gurunya juga,” ujar Sony.

Dirinya berjanji akan memberikan motivasi kepada guru-guru dan kepala sekolah agar senantiasa berkarya sesibuk apapun, dan pengawas sudah membuktikannya. Untuk itu, pihaknya menunggu karya-karya guru dan kepala sekolah untuk di launching bersama-sama.

“Alhamdulillah, dibawah satu tahun kami sudah punya empat buku karya pengawas, dan ini merupakan sebuah prestasi, dan saya merasa bangga di momentum ini karena semua oleh pengawas, mulai dari pembawa acara, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan lain sebagainya,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana