Berjabat tangan setelah pelantikan. Gubernur Jawa Barat menitipkan pesan, Bupati dan Wakil Bupati Garut untuk selalu menjaga kekompakan (foto ayobandung.com)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil nelantik dan mengambil sumpah pasangan Bupati dan Wakil Bupati Garut untuk masa jabatan 2019-2024 di Gedung Sate, Rabu (24/1/19). (foto jabarprov.go.id)

Bertempat di Gedung Sate, Rabu (24/1/19), Gubernur Ridwan Kamil secara resmi melantik Bupati Garut, Rudy Gunawan dan Wakil Bupati Helmi Budiman untuk masa jabatan 2019-2014. Sebagai pemenang dalam Pilkada Garut 2018, pelantikan ini merupakan yang kedua kalinya karena pasangan ini berstatus sebagai petahana

Terpilihnya Rudy Gunawan menjadi Bupati Garut untuk masa jabatannya yang kedua telah melahirkan sejarah baru bagi Kabupaten Garut. Tidak hanya semata-mata karena raihan prestasinya yang cukup moncer, yang salah satunya berhasil membawa Kabupaten Garut dari predikat daerah tertinggal. Lebih dari itu, ia juga berhasil memecahkan mitos karena berhasil menduduki jabatan Bupati Garut untuk kedua kalinya.

Sejak kepemimpinan Bupati pertama Kabupaten Garut, RAA Adi Wijaya yang memerintah dari 1813 -1831, tercatat tak ada bupati yang berhasil mempertahankan jabatannya lebih dari satu kali. Tak sekedar itu Rudy juga tercatat sebagai bupati pertama yang mampu melaksanakan tugasnya hingga akhir jabatan. Sejak reformasi digulirkan dua orang bupati terpaksa harus berhenti di tengah jalan karena tersandung masalah yaitu Letkol H Agus Supriadi dan HM Aceng Fikri.

Meski sepanjang masa jabatannya Bupati Rudy Gunawan terus mendapat tekanan politik yang cukup berarti, nyatanya masyarakat Garut tetap mempercayakan jabatan prestisius tersebut untuk masa jabatannya yang kedua melalui persaingan yang sangat ketat dengan selisih hanya 2,75 % dari pasangan Iman Alirahman – Dedi Hasan Bahtiar

Berjabat tangan setelah pelantikan. Gubernur Jawa Barat menitipkan pesan, Bupati dan Wakil Bupati Garut untuk selalu menjaga kekompakan (foto ayobandung.com)

Rudy Gunawan yang asli Wanaraja sebelum terjun ke dunia politik menghabiskan sebagian hidupnya dengan menjadi pengacara. Selepas lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Tahun 1985 Rudy dan kawan-kawannya mendirikan firma hukum Gunawan & Associates Law Firm. Lewat lembaga hukum yang didirikannya, sebagai penasehat hukum Rudy dan rekan banyak dipercaya untuk menangani banyak perkara perdata dan pidana. Kepercayaan itu juga datang dari Pemprov Jawa Barat dan DPRD Provinsi Jawa Barat yang menunjuknya sebagai penasehat hukum dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun

Meski sebagai pengacara namanya cukup terkenal, Rudy ternyata tertantang untuk menggeluti bidang lainnya dengan mendirikan banyak perusahaan dan aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan. Ia pernah tercatat sebagai  Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia Jabar pada 2008-2014, Ketua HKTI Jabar pada Tahun 2004, Ketua Kadin Bidang Pertanian pada 1997-2007, dan  Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Jabar pada  Tahun 2003.

Tak hanya itu suami dari Diah Kurniasari ini ternyata sangat tertarik untuk menjadi politisi, kiprahnya dimulai saat mencalonkan diri sebagai Bupati Garut pada Tahun 2008  dengan menggandeng politisi muda PDI Perjuangan Alm Oim Abdurohim, sayangnya kiprahnya harus terhenti karena kalah bersaing dengan pasangan lain.

Kegagalan tak membuatnya menyerah, ayah dari tiga orang anak ini kembali lagi maju dalam pemilihan Bupati Garut Tahun 2014. Didampingi politisi PKS, dr Helmi Budiman , ia berhasil memenangkan pertarungan dua putaran dengan mengalahkan Bupati petahana yaitu H. Agus Hamdani G.S., S.Pd.I

Kini, Rudy Gunawan bisa terus melanjutkan kiprahnya untuk lima tahun kedepan, dengan pengalamannya sebagai Bupati Garut periode sebelumnya, tentu saja akan membuat kerjanya semakin mudah. Ia bisa melanjutkan program-program kerjanya yang belum selesai, tetapi tantangan yang akan dihadapinya juga tak terbilang mudah karena masyarakat Garut tentu saja akan menuntut ia bekerja lebih keras, tak hanya sekedar melanjutkan kekuasaannya lebih dari itu, Bupati Rudy dituntut lebih berprestasi dengan menyelesaikan kompleksitas persoalan yang masih dihadapi Kabupaten Garut hingga saat ini. *** Herdy M Pranadinata