GARKOT, (kandaga.id).- Sekolah penggerak di Kabupaten Garut berbeda dengan kabupaten/kota atau provinsi lainnya, karena yang dimonev oleh kementerian adalah sumberdaya manusianya. Untuk itu, kepala sekolah selaku leader dituntut untuk berinovasi sekaligus mengevaluasi perkembangannya setiap programnya fokus pada SDM.

Kementerian tidak melihat sekolah itu berada dimana, lingkungannya bagaimana. Tapi melihat hasil dari penyerapan di satuan pendidikan tersebut dan benar-benar fokus pada rencananya dari awal.

Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya SDIT Assalam di Jl. A. Yani Blk No. 331, Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, meski berdiri di tengah-tengah padat penduduk, jalan atau gang sempit serta aktifitas keseharian masyarakat dengan lalu lalang pedagang dan lain sebagainya.

Kepala SDIT Assalam, Ema Halimah, S.Pd., M.Pd

“Kondisi seperti itu tidak jadi kendala, tetapi bagaimana dengan masyarakat berhubungan untuk memecahkan solusi, bukan jadi masalah yang tak ada solusinya,” ujar Kepala SDIT Assalam, Ema Halimah, S.Pd., M.Pd., di ruang kerjanya, Sabtu (20/5/2023).

Akhirnya lanjut Ema, terurai, dan peserta didik bisa belajar dengan menyenangkan, apalagi adanya pembelajaran berdiferensiasi yang harus melayani sesuai kebutuhannya. Artinya pembelajaran tidak bisa disamaratakan dalam hal kemampuannya.

Pihaknya terus berupaya secara terstruktur untuk menciptakan profil pelajar Pancasila melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), termasuk rencana awal pembelajaran untuk tahun ajaran 2023/2024 yang sedang dibahasnya dalam Pelaksanaan Manajemen Operasional (PMO) ke-5 secara daring dengan fasilitator, Dr. H Achmad Mudrikah.

Awal PMO di SDIT Assalam ini membahas dan mempresentasikan hasil diskusi P5 terutama dalam hal Project Learning atau pembelajaran berbasis proyek yang bertemakan kewirausahaan dengan dimensi profil pelajar pancasila yaitu beriman bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia, gotong-royong, bernalar kritis, dan kreatif.

“Project ini lebih menitik beratkan pada peningkatan kesadaran serta tanggung jawab murid terhadap sampah di lingkungan rumah dan sekolah,” pungkasnya.

Atas capaiannya tersebut, SDIT Assalam jadi salah satu sekolah penggerak angkatan 1 di Kabupaten Garut yang mendapat PMO ke-5, karena konsisten dan fokus dari awal pengembangan SDM, paradigma baru, digitalisasi, dan rencana berbasis data. ***Jajang Sukmana