Gerakan Embun Pagi
Gerbang SDN 2 Cimanganten Tarogong Kaler

Ada pemandangan unik dan menarik di sebuah bangunan sekolah yang berlokasi di Jalan Suherman No. 7, Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Setiap pagi di gerbang utama, para pendidik menyambut hangat kedatangan anak didiknya. Lebih indahnya lagi, dengan penuh kesabaran anak-anak mengantre seraya menunggu giliran untuk bersalaman dengan para pendidik. Budaya santun di SD ini sudah ditegakkan sejak Pemerintah Kabupaten Garut mencetuskan program “Gerakan Embun Pagi”. Fenomena ini menjadi potret dari wajah sebuah Sekolah Dasar yang dikenal dengan nama SDN 2 Cimanganten.

Gerakan Embun Pagi

Sekolah Dasar yang berdiri di atas sebidang lahan seluas 1.764  ini, berhasil menjalankan program “berkarakter” yang patut diacungi jempol. Dimulai dari gerakan literasi sampai pembiasaan shalat duha. Program tersebut dilaksanakan tiga puluh menit sebelum pembelajaran berlangsung.

“Kami menjalankan program yang berorientasi pada ranah sikap, contohnya melaksanakan shalat duha di lapangan sekolah. Tentunya dalam mengimplementasikan program ini, pendidik berkewajiban mendampingi peserta didiknya, dimulai dari persiapan shalat duha sampai teknis shalat duha. Tujuan dari program pembiasan ini, agar peserta didik bisa melaksanakan pembiasaan yang baik di tempat tinggalnya. Kedepannya, melalui program pembiasaan, diharapkan peserta didik mampu menjadi generasi terbaik yang berguna bagi nusa, bangsa, serta agama,” ujar Kepala SDN 2 Cimanganten, Agus Hidayat, M.Pd

Rangkaian pembiasaan memiliki “porsi” waktu masing-masing. Pada hari Selasa dan Kamis, peserta didik kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI) melaksanakan program pembiasaan shalat duha. Pada hari Rabu dan Jumat, peserta didik kelas rendah (kelas I dan III) serempak membaca juzz ama didampingi oleh guru PAI, sedangkan peserta didik kelas tinggi melaksanakan gerakan literasi. Di sisi lain, peserta didik kelas II tidak mengikuti serangkaian kegiatan tersebut karena berlaku sistem double shift (dimulai pukul 10.00 WIB s.d. 12.30 WIB) untuk kelas II.

Kepala SDN 2 Cimanganten, Agus Hidayat menempuh alternatif cerdas untuk mengakomodir keterbatasan ruangan yang ada di SD ini, yaitu dengan memberlakukan sistem double shift. Perlu diketahui, keterbatasan ruangan tidak menghalangi pria kelahiran 1964 ini untuk terus berdedikasi pada sekolah yang dipimpinnya selama enam tahun terakhir.

Ada sebelas orang tenaga pendidik yang turut mengabdi di SDN 2 Cimanganten, yaitu sembilan orang guru kelas dan dua orang guru mata pelajaran (Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Pendidikan Jasmani). Jajaran pendidik ini siap memberikan layanan kemanusiaan bagi 229 orang peserta didiknya.

Peserta didik SDN 2 Cimanganten mengukir banyak prestasi di bidang akademik dan non akademik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya trofi dan lembaran-lembaran piagam penghargaan yang tersusun rapi di ruang kepala sekolah. ”Banyak prestasi yang diraih peserta didik kami, dimulai dari FLS2N, penghargaan dari kegiatan pramuka, sampai kejuaraan atletik.” ujar pria yang sudah menginjak angka 54 tahun ini. ”Dengan pencapaian seperti ini, semoga roda edukasi di SDN 2 Cimanganten bisa lebih maju, sehingga SD ini bisa mencetak generasi terbaik yang diharapkan oleh semua pihak.” pungkasnya. *** Fitri Ayu