KANDAGA.ID – Pada tahap ketiga Badan Akreditas Nasioanal (BAN) Provinsi Jawa Barat telah selesai melaksanakan akreditasi sekolah dari mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK.

Kegiatan tersebut di laksanakan secara bersama-sama sejak tanggal 20-23 Agustus 2019 dengan melibatkan ratusan asesor dari berbagai kabupaten di Jawa Barat.

Diakhir kegiatan asesor dari Kabupaten Sumedang menyempatkan foto bersama guru-guru SDN 1 Depok Kecamatan Cisompet.

Seperti yang di laksanakan di Kecamatan Cisompet sejumlah 19 Sekolah Dasar (SD) dengan asesor dari Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Tasikmalaya.

Pengawas yang jadi asesor dari Kabupaten Sumedang, H. Erlan mengatakan, para asesor yang bertugas di Kecamatan Cisompet merasa puas, terkait pelaksanaan akreditasi sekolah terutama dalam hal administrasi yang harus di siapkan oleh guru dan kepala sekolah.

Kedatangan tim asesor di sambut group qasidah dan guru-guru SDN 2 Sukamukti.

“Meskipun masih ada kekurangan terkait 8 standar yang harus di miliki di setiap sekolah. Hanya yang masih agak bingung tentang stempel sekolah yang tidak sama dengan surat tugas pada asesor dari BAN provinsi,” ujarnya saat di temui usai akreditasi di SDN 1 Depok Kecamatan Cisompet.

Menurutnya, dalam surat tugas harus memvisitasi SDN Depok 1, namun ketika di sekolah stempel yang di miliki berbeda.

“Di Kabupaten Garut ternyata stempel sekolah angkanya di depan. Hal tersebut seharusnya dinas pendidikan atau Pemda Kabupaten Garut segera melaporkan dengan adanya perubahan stempel,” ujarnya.

Usai kegiatan asesor foto bersama guru SDN 4 Sukamukti.

Terkait hal tersebit, K2S Kecamatan Cisompet, Iwan Setiawan, S.Pd., mengatakan, dengan perubahan stempel tersebut para kepala sekolah merasa kebingungan, meskipun sudah ada peraturan Bupati No. 60 tahun 2010.

“Para kepala sekolah kebingungan ketika pencairan BOS. Dalam buku rekening tertera stempel “SDN Depok 1”. Kemudian ada perubahan menjadi “SDN 1 Depok”, dan stempel itu yang digunakan,” jelasnya.

Menurutnya, pihak bjb stempel baru tersebut tidak bisa di gunakan untuk mencairkan BOS dan kejadian ini sering dialami oleh para kepala sekolah di Kecamatan Cisompet. (Iwan S/Jajang Sukmana)***