KANDAGA.ID – Untuk kali pertama SMKN 1 Garut menggelar Media Festival (Medifest) 2018 tingkat Provinsi Jawa Barat dengan tema “Generasi Milenial dan Generasi Peduli Kultural” yang dilaksanakan di Gedung Garuda Hitam SMKN 1 Garut di Jl. Cimanuk, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (13/12/2018).

Kepala SMKN 1 Garut, Drs. H. Dadang Johar Arifin, M.M., mengatakan, kegiatan Medifest ini sebenarnya kurang begitu memahami, karena begitu mendadak dalam waktu tempo yang tidak terlalu jauh, sekitar satu minggu.

“jadi pemasarannya tidak seperti Futsal yang kami gelorakan. Tapi animo dari SMA SMK cukup banyak mencapai 167 peserta dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat,” ujarnya.

H. Dadang mengatakan, dengan banyaknya peserta tersebut, dimungkinkan dijadikan ajang tahunan yang akan lebih glamor, untuk silaturahmi dan juga menggali potensi peserta didik.

“Saya mencanangkan kalau sekarang bagus mungkin tahun depan akan lebih diglamorkan lagi. Dan Insya Allah akan dilaksnakan para bulan Oktober, dengan tema bertepatan dengan tanggal 28 Oktober yaitu Hari Sumpah Pemuda,” ujarnya.

H. Dadang menambahkan, SMK itu harus benar-benar multitalen, mulai dari olahraga, seni, karakternya juga mantap. Bahkan, skill-nya juga untuk dunia kerja, mereka sudah dipersiapkan sedemikian rupa, jadi benar-benar siap segalanya.

“Kita kerjasama dengan direktorat pendidikan menengah kejuruan subdit bidang pembelajaran, jadi sudah menyatakan pemberian modal untuk kegiatan seperti Medifest ini,” ujarnya.

H. Dadang mengatakan, konten kegiatan seni ini dipadukan kedalam pembelajaran karakter sekolah, jadi daripada anak-anak misalkan memiliki kegiatan-kegiatan yang tidak positif di luar sekolah, lebih baik sekolah mengadopsi keinginan anak.

“Sekarang dalam dunia maya youtube, google anak-anak bisa membuat film-film yang berdurasi pendek atau panjang. Jadi pengembangannya dari sekolah dan diarahkan serta disalurkan melalui pembimbingan,” ujarnya.

Menurutnya, di sekolah ada pembelajaran perfilman, multimedia, animasi dan hal yang lain yang menyakut dunia dasar-dasar tentang perfilman.

“Anak-anak itu dengan dikembangkannya seperti ini, sekarang sudah mulai membudaya dan bukan hanya di Kabupaten Garut saja, termasuk ini juga sekolah masuk nominasi di Malioboro Award. Jadi besok ada utusan ke Jogyakarta mengikuti kegiatan yang hampir sama dengan kegiatan ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Medifest 2018, Muhammad Bakti Rijaldi mengatakan, ada dua kategori yang dilombakan pada Medifest 2018 ini, yaitu kategori film dokumenter dan foto yang disesuaikan dengan tema ” Generasi Milenial dan Generasi Peduli Kultural” dengan standar film dokumenter rata-rata berdurasi minimal 7 menit dan maksimal 10 menit.

“Jadi kita mengusung tema agar generasi milenial ini, jaman sekarang ini agar bisa peduli terhadap budayanya sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, karena budaya dari luar bisa di serap oleh mereka generasi milenial dengan mudah. Sedangkan generasi milenial sekarang sulit untuk menyerap dan membudayakan budayanya sendiri.

“Alhamdulillah peserta mencapai 167 sampai menembus Cikarang Barat, Karawang, Sukabumi dan Bandung Barat dan sekitarnya, yang terdiri dari 140 kategori foto dan sisanya kategori film,” ujarnya.

Untuk penilaian film, jelas Muhammad Bakti, seluruh bagian, namun yang ditonjolkan tentang ceritanya yang keterkaitan dengan tema. Sedangkan untuk katergori foto lebih ke artistik dan penguasaan dalam bidang fotographinya dan keterkaitan dengan tema.

Berikut juara kategori film yaitu, Juara Pertama, dari SMKN 1 Cimahi dengan judul “Perang Tomat”. Juara Kedua dari SMKN 1 Garut dengan Adu Dombanya, dan Juara Ketiga dari SMKN 2 Garut mengambil satu objek yang ada di Garut yaitu Candi Cangkuang.

Sedangkan kategori foto, Juara Pertama diraih oleh Jaja Nasah dari SMKN 1 Garut, dengan konsep fotonya tersendiri, jadi seorang milenial yang cinta akan budanya dengan melambangkan orang yang berlari memegang sebuah tongkat dengan bendera diatasnya. Juara kedua, Sabik Fais dari SMKN 1 Garut yang mengusung tentang budaya silat, dan Juara ketiga, Denis Lesmana dari SMKN 1 Garut dengan mengusung budaya lokal atau kearifan lokal yaitu Panjat Pinang. (Jajang Sukmana)***