Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, SE dan H. Apip Saeful Bahri, S.Pd, M.M., saat meresmikan gedung perpustakaan SMKN 10 Garut, Rabu (6/2/2019).

KANDAGA.ID – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, SE didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr. Ir. Dewi Sartika, M.Si menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada acara Penguatan Manajerial Kepala Sekolah sekaligus silaturahmi bersama Kepala Sekolah SMA/SMK/SMALB Negeri dan Swasta se-Kabupaten Garut di SMAN1 Garut Jl. Merdeka No. 91, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (6/2/2019).

Usai kegiatan, Wagub Jabar berkeliling mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Garut, salah satunya ke SMKN 10 Garut di Jl. Raya Garut-Tasikmalaya Km. 8, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Beliau (Wagub-red) meninjau secara langsung keberadaan lingkungan serta sarana prasana yang ada, dan berkesempatan meresmikan ruang perpustakaan SMKN 10 Garut.

Wagub mengatakan, yang harus diterapkan paling utama kepada peserta didik adalah moral dan akhlaq.

“Dengan moral dan akhlaq yang baik, kita akan memiliki generasi yang baik, sesuai dengan visi misi Jawa Barat yaitu Jabar Kahiji, Jabar Juara Lahir dan Bathin,” jelasnya.

Selain itu, dengan adanya progam sekolah berbasis pesantren, Wagub mengatakan pemerintah mensupport dan akan membuat program terlebih dahulu lalu membuat anggarannya setelah itu akan melaksananakan action.

“Hari ini kami sedang melaksanakan tekhnis membahas, bagaimana caranya tentang program itu. Tapi, ini sebenarnya bisa dijadikan model, disaat kami mencari model, bagaimana tata cara ajengan masuk ke sekolah dalam rangka penilaian keimanan dan ketaqwaan, nah disini (SMKN 10 Garut-red) sudah ada,” ujarnya.

Wagub berharap, seluruh SMKN memiliki masjid yang refresentatif sesuai dengan jumlah siswa itu sendiri. Contohnya di SMKN 10 Garut ini, tempat kurang mencukupi untuk melaksanan shalat berjaamah bahkan peserta didik sampai memenuhi pelataran yang ada.

“Kami sudah ngomong tadi, Insya Allah kami bisa bantu ya, kita batu,” ujarnya.

Wagub mengatakan, kalau mau sekolah negeri untuk pembangunan masjid jangan atas nama sekolah, kalau meminta bantuan kepada kami, tapi atas nama DKM.

“Kalau atas nama sekolah nggak bisa pake bantuan hibah, karena ini sudah biasa negeri itu pake regular. Nah, kalau untuk masjid itu pake hibah saja. Tapi, yang mengusulkan kepada kami, bukan atas nama sekolah tetapi atas nama DKM yang memiliki legalitas dari Kemenag, tetapi tetap ketua DKM-nya bisa saja kepala sekolah,” jelasnya.

Selain itu, program yang berkaitan dengan beasiswa untuk peserta didik, Wagub menginginkan beasiswa untuk para santri, tetapi santrinya santri salafiyah.

“Kalau santri yang sambil sekolah di SMP, SMA sudah ada BOS. Kalau di salafiyah itu tidak ada. Jadi saya akan bikin bantuan khusus bagi santri salafiyah, yang mengaji kitab kuning, yang tidak masuk kepada pendidikan formal untuk dibantu dalam pembiayaannya,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala SMKN 10 Garut, H. Apip Saeful Bahri, S.Pd ., MM., mengatakan, sekolah yang dipimpinnya sudah melaksanakan program sekolah berbasis pesantren, sehingga siapapun yang menjadi peserta didik di SMKN 10 Garut akan ditempa ahlak mulia yang bernilaikan Islami.

“Untuk mengembangkan sekolah berbasis pesantren di SMKN 10 Garut masih ada kendala terutama keberadaan masjid yang kurang mencukupi untuk menampung 1.600 peserta didik. Untuk itu, kami berharap pemerintah provinsi membantu sarana prasana tempat ibadah agar refresentatif,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***