KANDAGA.ID – Peserta didik Jurusan Broadcasting SMKN 2 Garut di Jl. Suherman No. 90, Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, kembali menorehkan prestasi yang sebelumnya mengharumkan Garut di tataran Asia lewat film pendek “Saciduh Metu”.

Kali ini, enam peserta didik kelas XII Jurusan Broadcasting SMKN 2 Garut yaitu, Rifkie Alfaridzi, Aldi Septiadi, Dino Wahyu Anwari, Rupino Erza, Rangga Abdul Gani, dan Reza Apri Suwandi berhasil meraih juara ketiga dan penulisan skenario terbaik melalui kearifan lokal “Candi Cangkuang” pada ajang Media Festival (Medifest) 2018 untuk kategori pembuatan film pendek yang digelar di Aula SMKN 1 Garut, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (13/12/2018) kemarin.

Pembentukan karakter yang kreatif, inovatif dan mandiri yang diterapkan SMKN 2 Garut untuk meraih prestasi sudah terbiasa, sehingga tak heran jika peserta didiknya banyak meraih prestasi, murni karya peserta didik sendiri.

Guru Teknik Broadcasting SMKN 2 Garut, Ridwan S. Daradjat, S.Sos., mengatakan, selaku tenaga pendidik memberi ruang kepada peserta didik mandiri untuk melakukan proses produksi sendiri.

“Jadi ini benar-benar murni siswa yang berkarya, guru hanya tahu saja bahwa siswa ikut lomba, dan saya pun hanya menginformasikan ini ada kejuaraan,” ujar Ridwan, di ruang Broadcasting, Jumat (14/12/2018).

Ridwan mengatakan, guru akan mengetahui ketika mereka sudah memasukkan film dan masuk nominasi. Dan dari SMKN 2 Garut yang ikut Medifest 2018 ini yaitu dari Jurusan Multimedia dua film dan Broadcasting satu film.

“Kebetulan dari broadcasting lewat kearifan lokal Candi Cangkung, Alhamdulillah meraih juara ketiga dan penulisan skenario terbaik,” jelasnya.

Sementara persiapan untuk tahun yang akan datang, Ridwan mengatakan, akan mengkreasikan kelan XI untuk persiapan lomba sesuai tema dan mereka pun akan dibiarkan berkreasi mandiri.

“Jadi mereka pun akan dibiarkan mandiri seperti kakak-kakak kelas sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Ridwan, target juara sebenarnya tidak muluk-muluk, kalau bisa masuk nasional.

“Kebetulan selama ini di FLS2N, SMKN 2 Garut belum masuk juara untuk filmnya, ya mudah-mudahan untuk kedepan target masuk FLS2N,” jelasnya.

Ridwan mengatakan, karena jurusan film juga akan dikreasikan selain Broadcasting, akan mengarahkan untuk produksinya film 50% dan 50% untuk produksi acara broadcasting.

“Kalau saya indikasikan antusias anak-anak luar biasa, jadi kalau tugas mereka antusiasnya 50%, sedangkan lomba bisa sampai 100%, totalitas mereka luar biasa,” akunya.

Selain itu menurut Ridwan, jurusan film bukan jurusan sebenarnya, lebih ke konten atau kurikulum film, meskipun fasilitas di SMKN 2 Garut ini memadai untuk produksi film maupun produksi broadcast-nya.

“Kalau jurusan film kita belum ada rencana buka, tapi mudah-mudahan disetujui ijinnya, kita buka,” harapnya. (Jajang Sukmana)***