KANDAGA.ID – Revitalisasi dalam konteks pendidikan berbasis standar sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), perlu ada perubahan paradigma dari prinsip supply driven ke demand driven, yaitu kompetensi lulusan yang diperlukan pasar dan rekognisi dari pengguna, dengan reposisi serta konsekuensi untuk bisa bekerja di dunia usaha dan industri.

Sebagai implementasi hal tersebut juga mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebagai salah satu sekolah penerima program revitalisasi, SMKN 2 Garut menggelar open house selama 3 hari, 5-7 Desember 2018 dengan tema “Melalui Open House Kita Gali Potensi dan Prestasi SMKN 2 Garut dalam Mewujudkan Jabar Juara Lahir Bathin”.

Kegiatan open house SMKN 2 Garut di Jl. Suherman No. 90 Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat ini, bertujuan untuk memberi ruang kepada peserta didik berkreasi dan berinovasi, agar lulusan SMKN 2 Garut mudah dalam mengikuti kegiatan atau pekerjaan di industri.

Pembukaan open house dihadiri Wakil Bupati Garut, Kadisdik, Diskominfo, Dewan Pendidikan, Muspika Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, Pusat Pengembangan Perberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TKBMTI) Bandung, KCD Wil. XI Provinsi Jawa Barat, Pengawas SMK, Ketua MKKS SMK, tamu udangan lainnya, Rabu (5/12/2018).

Kegiatan open house yang digelar di lapangan upacara SMKN 2 Garut, secara resmi dibuka Kepala P4TKBMTI Bandung, Drs. Marthen K. Patiung, MM., dengan menekan tombol peresmian, yang sebelumnya telah dilakukan pelepasan balon oleh Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman.

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman mengatakan, walaupun SMK ini sudah menjadi tanggungjawab pemerintahan Provinsi Jawa Barat, tetapi tetap punya hubungan emosional yang baik, bahkan kontribusi dari SMK yang ada di Kabupaten Garut ini luar biasa.

“Alhamdulillah SMKN 2 Garut ini sudah mengharumkan nama Garut dengan menjadi perwakilan nasional mewakili di Asia dalam hal Broadcasting “Saciduh Metu”. Bukan hanya itu, banyak karya-karya, dan banyak peran-peran dari SMKN 2 Garut ini yang bisa bermanfaat dalam rangka memberikan kontribusi, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya kepada para wartawan.

Wabup mengakui gemar bersepeda dan berkeliling sambil menikmati pamandangan seputar Kabupaten Garut yang sangat menarik, tidak bosan, indah, sejuk, dan banyak track yang biasa maupun ekstrim.

“Saya berharap untuk mengembangkan sepeda listrik produk SMKN 2 Garut yang ramah lingkungan dan semoga jadi pelopor sepeda listrik di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TKBMTI) Bandung, Drs. Marthen K. Patiung, MM., sangat mengapresiasi hasil karya anak-anak di SMKN 2 Garut.

“Saya harus jujur mengatakan, anak-anak harus kita apresiasi sangat tinggi, sekalipun memang disana-sini masih perlu penyesuaian dengan teknologi terbaru, hanya tinggal di poles,” ujarnya.

Menurutnya, SMKN 2 Garut sudah ideal dalam penyiapan peserta didik yang punya kompetensi dasarnya, karena sekolah itu tidak mungkin menyiapkan kompetensi yang spesifik. Ketika anak-anak nanti lulus dan masuk kerja ke industrk tinggal disesuaikan dengan produk dari masing-masing industri.

“Ciri-ciri dari masing-masing industri pasti berbeda, setelah anak lulus itu memang akan menyesuaikan diri, kecuali ketika ada kerjasama secara spesifik,” jelasnya.

Marthen menjelaskan, revitalisasi itu menyesuaikan sekolah dengan tuntutan industri, makanya salah satu kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan kurikulum implementatif.

“Jadi kurikulum yang disesuaikan dengan kompetensi yang diinginkan dunia kerja,” ujarnya.

Menurut Marthen, trend sekarang ke revolusi industri 4.0, mau tidak mau harus masuk pada otomasi industri yang diintegrasikan dengan internet, sehingga tidak ada pilihan system pembelajaran pun dengan internet.

Selain itu, yang menjadi alat ukur pada SMK revitalisasi adalah 80% lulusannya terserap kerja atau usaha sendiri pada tahun pertama kelulusan.

“Kalau lulus tahun 2019 selambat-lambatnya tahun 2020 sudah harus bekerja atau berwirausaha,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, Kepala SMKN 2 Garut, Bejo Siswoyo, S.TP.,M.Pd., mengatakan, kegiatan revitalisasi berkatan dengan open house, untuk menunjukkan kepada pengguna tenaga kerja, supaya tahu persis apa yang dibutuhkannya dari jurusan SMKN 2 Garut ada, yaitu jurusan otomotif, jurusan listrik, jurusan design bangunan, jurusan geologi pertambangan, jurusan Multimedia, jurusan elektronik Industri dan jurusan audio video.

“Besok pagi kita akan adakan test untuk penerimaan tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan yang ikut bursa kerja disini ada 15 perusahaan. Dan bukan hanya SMKN 2 Garut saja, sekolah lain pun boleh mengikuti bursa kerja disini,” pungkasnya. (Jajang Sukmana)***