KANDAGA.ID – Untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan kesadaran kebutuhan dan manfaat sekolah hijau, SMKN 2 Garut di Jl. Suherman No. 90, Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, melaksanakan Program Green School bagi semua warga sekolah guna melestarikan alam dan lingkungan terutama kepada peserta didik.

Kasi Pengawasan KCD Wilayah XI, Akib Ibrahim, S.Pd., M.M., mengatakan, jika lingkungan sekolah hijau, akan menjadi salah satu kondisi yang akan mendukung terhadap kualitas pembelajaran para peserta didik dengan berbagai kegiatan dan kreatifitas akan membuat lingkungan sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman, rindang, bersih dan indah.

“Dengan lingkungan seperti itu peserta didik dapat belajar dengan penuh konsentrasi yang sangat bagus terhadap prestasi peserta didik,” ujar Akid didamping Kepala SMKN 2 Garut, Bejo Siswoyo, S.TP., M.Pd., usai penanaman pohon Kalices di halaman depan sekolah, Kamis (22/11/2018).

Menurutnya, lingkungan sekolah yang hijau merupakan salah satu tolok ukur untuk membangun karakter peserta didik, akan melahirkan sekolah yang ramah anak, sehingga anak merasa nyaman dan betah di sekolah.

“Target kita kedepan, bagaimana memeliharanya? Kalau hanya nanamkan gampang, tapi bagaimana menjaga, memelihara, dan kompak untuk pemeliharaan dan itu perlu diperlihara dengan baik,” ujarnya.

Akib menjelaskan, kegiatan green school ini menjadi salah satu model yang dibutuhkan untuk sekolah, dan ini juga sebagai awal untuk menuju tekonologi industry 4.0 dan mendukung revitalisasi.

“Sekolah akan hijau, jika semua warga sekolah memiliki niat dan semangat yang tinggi untuk membangun sekolah hijau secara bersama-sama,” pungkasnya.

Sementara itu hal yang sama dikatakan Kepala SMKN 2 Garut, Bejo Siswoyo, S.TP., M.Pd., bahwa dengan program green school ini diharapkan peserta didik dan seluruh warga SMKN 2 Garut mencintai alam dan lingkungan yang sangat bermanfaat dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

“Alhamdulillah, kami menanam 500 pohon Kalices dan jenis ini tidak akan mengganggu, karena pohon ini memiliki akar tunggal, tumbuh tegak, sehingga tidak menggagu bangunan yang ada disampingnya,” ujar Bejo di ruang kerjanya.

Dia mengatakan, selain 500 pohon juga menanam jenis bunga-bungan dan semua ditanam di lahan-lahan yang kosong di sekitar lingkungan sekolah. (Jajang Sukmana)***