Kepala SMKN 2 Garut, drs. H. Dadang Johar Arifin, MM Kepala SMKN 2 Garut, Jawa Barat, H. Dadang Johar Arifin, menyatakan, pihaknya siap melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dan tinggal menunggu permohonan dari para orang tua siswa.” Tadi saya sudah rapat koordinasi dengan para Wakasek, karena tadi malam ada WA dari Bapak KCD (Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan-red), sekolah mana saja yang siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka,” tutur Dadang, Rabu (29/07/2020).Dikatakan Dadang, sekolahnya sudah menyediakan fasilitas sesuai protokoler kesehatan untuk antisifasi penyebaran Virus Corona.”Jika orang tua siswa sudah mengajukan permohonan untuk belajar tatap muka, kami akan
mengusulkannya ke KCD. Kalau diperbolehkan oleh provinsi, maka kami akan melaksanakan tatap muka, dengan persentase  peserta 50 persen,” jelasnya.Menurut mantan Kepala SMKN 1 Garut ini, belajar dengan metode tatap muka di saat adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, akan dapat menghilangkan kejenuhan anak sebagai peserta didik, dan juga guru.” Permohonan orang tua diperlukan bukan saja untuk belajar dengan tatap muka,  namun juga untuk anak anak yang akan melaksanakan pratek kerja industri. Permohonan orang tua ini penting untuk antisifasi terjadinya sesuatu, sebab untuk prakerin, siswa akan disebar ke berbagai daerah,” imbuhnya.Ditemui terpisah, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat wilayah XI, Asep Sudarsono kepada wartawan, mengungkapkan, sekolah di Garut yang sudah mengajukan untuk belajar secara tatap muka ada 19 SMA dan 6 SMK. Bagi sekolah yang mengajukan akan dilakukan verifikasi sebelum dibuka. Sekolah tersebut khusus yang berada di 27 Kecamatan yang dinilai zona hijau.”Tapi tetep anak atau guru yang ada di zona merah tidak ke sekolah, jadi di rumah saja (belajarnya, red), ” kata Asep.Terkait dengan harus adanya surat permohonan dari orang tua siswa untuk belajar secara tatap muka, hal ini katanya penting, sebagai antisifasi, apabila terjadi sesuatu terhadap anak, pihak sekolah tidak disalahkan.(Jay)