kandaga.id – Dengan tema “Implementasi Pembelajaran di Tingkat Satuan Pendidikan Program Sekolah Penggerak”, penyelenggaraan In House Training (IHT) Program Sekolah Penggerak (PSP) SMPN 1 Cibalong, dilaksanakan selama delapan hari, mulai tanggal 5 hingga 13 Juli 2021 telah selesai.

Melalui aplikasi Google meeting, secara resmi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si., menutup kegiatan IHT tahun 2021 SMPN 1 Cibalong yang dilaksanakan secara daring seraya menyampaikan pesan kepada semua sekolah penggerak untuk tidak terlalu agresif, sehingga abai terhadap protokol kesehatan karena pada saat ini lonjakan Covid-19 luar biasa tinggi. Totong menegaskan, utamakan prokes dengan baik.

“Progres PSP ini belum nampak sekarang, tapi nanti untuk kedepannya,” ujar Totong, semua komite pembelajaran harus bergerak dan saling mendukung demi terwujudnya profil pelajar Pancasila, Tujuan Pendidikan (TP), Alur Tujuan Pendidikan (ATP), dan Capaian Pembelajaran (CP).

Selain itu, Totong mengatakan, saat ini pihaknya masih mencari formula agar PSP selaras dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas sekolah yang betul-betul sesuai harapan.

“Sekolah penggerak itu harus selaras dengan kepala sekolah penggerak, guru penggerak, dan tentunya pengawas penggerak, serta penggerak-penggerak lainnya,” ungkap Totong, dan ini harus jadi pemikiran kita semua, tambahnya.

Di Kabupaten Garut sendiri ada 50 profil guru penggerak yang akan diaktifkan pada tahun ajaran baru. Dan untuk kedepannya kata Totong, saat ini tengah menggodok untuk pelatihan-pelatihan termasuk pembiayaannya.

Selain itu, Totong memohon kepada semua guru khususnya putra daerah di wilayah selatan agar ikut seleksi kepala sekolah. Karena saat ini di Kabupaten Garut masih kekurangan kepala sekolah. “Jangan jadi guru terus, semangat ya…,” pungkasnya.

Sementara itu, Instruktur Nasional Program Sekolah Penggerak yang menjadi pendaming ahli di SMPN 1 Cibalong, Sony MS, merasa bangga atas inovasi dan langkah yang diambil Kompite Pembelajaran satuan pendidikan tersebut.

“Luar biasa, saat IHT SMPN 1 Cibalong ini mampu membuat LMS sendiri mirip yang digunakan Kemendikbud Ristek,” ucap Sony, dan berencana sekolah ini akan diajukan sebagai rule model PSP di Kabupaten Garut.

Sony mengatakan, PSP ini merupakan salah satu program dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan Indonesia temasuk di Kabupaten Garut. Untuk itu, Sony mengharapkan setelah IHT ini segera melakukan workshop untuk menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).

“Tugas utama guru mapel pada workshop yaitu mencacah capaian pembelajaran, karena jenjang SMP berada dalam satu fase yaitu fase D. Jadi CP nya harus dipecah untuk jenjang kelas VII, VIII dan IX sebagai acunan untuk menyusun alur dan tujuan pembelajaran pada masing-masing jenjang kelas,” ujar Sony, hasil KOSP ini harus disampaikan ke Kemendikbud melalui lembaga penyelenggara Diklat PSP, LP4TK TK & PLB.

Sony menjelaskan, kewenangan pemecahan capaian pembelajaran untuk semua mata pelajaran pada setiap tenjang kelas ada pada masing-masing guru mata pelajaran. Seain itu, para guru juga harus membuat alur pembelajaran untuk setiap capaian pembelajaran. Kemudian, para guru juga harus menyusun tujuaan pembelajaran.

“Rumusah tujuan pembelajaran memuat tiga komponen yaitu kompetensi, konten, variasi,. Dan dalam variasi ini guru harus memahami tiga kriteria variasi, yaitu berpikir kreatif, kritis, dan Higher Order Thinking Skills (HOTS),” jelas Sony.

Kegiatan selanjutnya, para guru harus mengembangkan modul ajar. Modul ajar memuat tiga komponen (informasi umum, kompetensi inti dan lampiran) dengan 18 indikator.

Menurut Sony, kalau ada guru yang bisa buat platform pembelajaran sendiri itu bagus, misalkan dalam penyusunan kurikulum pembelajaran dipadukan dengan teknologi digital, itu bagus. Namun, untuk mempermudah guru dalam sisi administrasi, Kemendikbud Ristek juga sudah menyiapkan platform pembelajaran khusus sekolah penggerak. Sehingga para guru nantinya akan lebih mudah mengakses berbagai sumber belajar, begitu juga administrasi pembelajarannya.

“Program Sekolah Pengerak diyakini dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, sehebat apapun program yang dibuat tidak akan berdampak jika tidak diimplementasikan, tapi program sederhana apapun jika dilaksanakan itu akan memberikan dampak positif bagi peningkatan mutu satuan pendidikan,” pungkasnya.

Diketahui, SMPN 1 Cibalong ini memiliki visi : Terwujudnya Sekolah yang Terampil, Objektif, Prestatif (TOP), dengan misi : Religius, Inovatif, Dinamis, Wibawa, Aman dan Nyaman (RIDWAN).
Sekolah yang berdiri di Jalan Raya Miramareu Desa Karyasari Kecamatan Cibalong itu setelah melalalui seleksi yang sangat ketat berhasil lulus menjadi sekolah penggerak bersama 12 SMP lainnya di Kabupaten Garut.

“IHT ini merupakan tindak lanjut dari Diklat Kepemimpinan pembelajaran Komite Pembelajaran SMPN 1 Cibalong sebanyak tiga belas orang dilaksanakan selama 10 hari,” beber sekretaris panitia IHT sekaligus pembuat LMS, Robby Nur Awaludin.

Komite pembelajaran, tambah Robby berkewajiban mengimbaskan pengetahuan PSP kepada guru kelas tujuh lainnya melalui IHT. (Jajang Sukmana)***