KANDAGA.ID – Kepala sekolah selaku majerial memiliki tugas dan fungsi diantaranya mengembangkan dan menghasilkan program yang berlanjutan, kondusif dan berprestasi. Seperti yang dilakukan SMPN Karangpawitan di Jl. Raya Karangpawitan, Kp. Sukatani RT. 11/03, Desa Situgede, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kepala SMPN 2 Karangpawitan, Moch. Rohimat, S.Pd.,M.M., terus berupaya dengan memanfaatkan yang ada melakukan berbagai inovasi diantaranya program ramah lingkungan.

“Alhamdulillah, semua peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sekarang sudah paham dan mentaati tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Rohimat diruang kerjanya, Senin (7/10/2019).

Awalnya, kata Rohimat, sampah organik dan unorganik berceceran hampir di setiap sudut sekolah, namun setelah memberlakukan reward dan funishment bagi peserta didik sekarang tidak ada lagi yang membuang sampah sembarang.

“Kami menerapkan kepada peserta didik untuk melaporkan jika ada teman atau siapa pun melakukan buang sampah sembarang. Pelapor dijamin kerahasiahannya dan terlapor diberikan sanksi untuk membersihkan sampah di sekitar sekolah pada jam istirahat dibawah pemantauan petugas pengelola adywiyata. Jika di lain hari melakukan hal yang sama, maka hukumannya ditingkatakan untuk membersihkan Water Closet (WC) peserta didik,” jelasnya.

Dulu, tambah Rohimat, hampir tiap hari banyak laporan yang masuk ke petugas pengelolaan sekolah urusan adywiyata, sekarang seiring waktu mulai berkurang dan kadang tidak ada laporan sama sekali yang buang sampah sembarangan seperti hari ini.

“Sebagai sekolah yang melaksanakan Program Riksa Sakola, setiap awal bulan menghadiahkan satu galon air mineral untuk kelas paling bersih, rapih dan indah setiap tingkatan kelas,” jelasnya.

Rohimat berharapan, kelak masing-masing kelas mempunyai galon air mineral supaya peserta didik tidak membeli air mineral kemasan sekali pakai.

Selain itu, tambah Rohimat, karena jumlah WC yang ada tidak memenuhi standar sesuai dengan jumlah peserta didik serta harus terpisah antara laki-laki dan perempuan, maka kami membangun tambahan WC yang refresentatif dengan memanfaatkan batuan dari orang tua peserta didik.

“Alhamdulillah, sekarang sudah terbangun namun belum selesai,” ujar Rohimat sambil menunjukkan bangunan.

Pantauan Kandaga, pada upacara Senin pagi ini, pihak sekolah memberikan reward kepada dua peserta didik yang telah meraih Juara Pertama Tingkat Jawa Barat, Tunggal Pencak Silat di Bandung. (Jajang Sukmana)***