KANDAGA.ID – Tak banyak sekolah, dalam setiap memperingati hari besar seperti Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) atau hari Sumpah Pemuda mengenakan pakaian adat.

Namun bagi SMKN 1 Garut, momen ini sangat tepat untuk memperkenalkan pakaian adat seluruh Indonesia, sehingga anak memiliki wawasan Nusantara.

“Nanti dimana pun anak-anak ini bekerja di seluruh Indonesia semangat, bahkan ketika bekerja ke luar negeri pun demikian,” ucap Kepala SMKN 1 Garut, H. Bejo Siswoyo, STP., M.Pd., usai ucapara Hardiknas yang digelar di lingkungan sekolah di Jl. Cimanuk No. 309A, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Jum’at (13/5/2022).

H. Bejo berharap, khususnya anak-anak SMKN 1 Garut siap BMW (Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha), sehingga ditempatkan dimana saja bekerja mulai dari Aceh sampai Papua, siap untuk bekerja dan tidak mudah pulang.

Terpisah, salah satu peserta didik kelas X, Naura Ervina Sahla merasa bangga dan senang, dalam memperingati Hardiknas ini dikemasnya dengan spesial. Pasalnya kata Naura, jarang sekolah di hari Nasional yang berpakaian adat seperti ini.

“Saya tidak tahu nama kebaya yang di pakaian ini, namun saya merasa bangga di hari nasional dapat berpakaian kebaya,” ucapnya.

Diketahui Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei, dan pada tahun 2022 mengusung tema “Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar”.

Terpantau dalam upacara Hardiknas di SMKN 1 Garut ini diikuti seluruh pendidik dan tenaga kependidikan serta siswa kelas X, XI, XII, dan kelas XIII.

Terdapat 12 pakaian adat dikenakan para guru termasuk kepala sekolah yang diperkenalkan, sedangkan siswanya mengenakan pakaian adat Sunda.

Misalnya H. Bejo, mulai dari memimpin ucapara hingga usai, merasa bangga mengenakan pakaian Batak Mandailing, termasuk para gurunya yang berpakaian adat, bahkan harus bergiliran untuk diabdikan, baik bersama guru maupun para siswanya.

Dalam upacara tersebut, H. Bejo, meminta izin membacakan sambutan Kemdikbudristek, diantaranya bahwa selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan mungkin tidak pernah membayangkan, bahwa kita semua dapat mengatasinya.

“Hari ini adalah bukti bahwa kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan,” ungkapnya.

Menurutnya, langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju sudah semakin cepat. Namun, belum sampai di garis akhir. Makanya, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak.

“Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi. Dan kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana