Ahmad Sapari, S.Pd., MM

kandaga.id – Pasca bencana banjir bandang melanda wilayah Garut selatan yang terjadi pada Ahad, (11/10/2020) sekitar pukul 21.00 WIB hingga menjelang pagi pukul 06.00 WIB, Senin (12/10/2020), bantuan sembako terus mengalir.

Namun, beberapa orang tua terdampak bencana, terutama rumahnya kebanjiran mengeluhkan bantuan. Pasalnya tak satu pun para dermawan atau organisasi kemanusiaan yang menyumbang alat-alat sekolah baik untuk jenjang SD, SMP maupun SMA/SMK.

“Entah gimana, karena mungkin anak-anak tidak belajar secara tatap muka? Padahal anak sekolah belajar tetap berjalan, walaupun memanfaatkan fasilitas HP/IT,” ujar beberapa orang tua, peralatan sekolah tetap di pergunakan seperti buku dan lainnya.

Kepala Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Pameungpeuk, Ahmad Sapari, S.Pd., MM mengatakan, sedikitnya siswa yang orang tuanya terdampak banjir sebanyak 273 siswa, tersebar di Desa Paas, Mandalakasih, Pameungpeuk, Jatimulya dan Desa Mancagahar.

“Paling parah mereka yang tinggal di Desa Paas, Mandalakasih, dan Desa Pameungpeuk, mulai dari Kober sampai dengan siswa SMP/Mts,” ungkap Sasa, panggilan akrab Ahmad Sapari saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (16/10/2020).

Sasa membenarkan, apa yang di katakan para orang tua terkait bantuan, sampai hari ini mengalir sumbangan berupa sembako,sedangkan sumbangan peralatan sekolah belum ada.

“Kami mengharapkan ada bantuan untuk kebutuhan anak sekolah, seperti buku atau peralatan sekolah lainnya. (Iwan Setiawan/Jajang Sukmana)***