Politisi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, secara simbolis menyerahkan bantuan untuk para guru honorer di sekretariat FAGAR Kabupaten Garut

Tidak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap kehidupan. Salah satu kelompok masyarakat yang terkena imbas dari musibah global ini adalah para pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus tenaga honorer. Sudah menjadi rahasia umum, selama ini insentif yang mereka dapatkan sangatlah minim, bahkan jauh di bawah rata-rata UMR Kabupaten Garut.

Kondisi ini makin memprihatinkan setelah institusi tempat mereka mengabdi harus diliburkan, akibatnya mereka terancam kehilangan penghasilan yang selama ini mereka dapatkan. Sayangnya, sebagai kelompok yang terdampak langsung dari wabah global ini, hingga saat ini belum ada upaya dari pihak pemerintah untuk memberikan bantuan, padahal jumlah para guru honorer di Kabupaten Garut ini cukup banyak yaitu 7000 orang

Kondisi ini mengundang keprihatinan PDI Perjuangan Kabupaten Garut, yang mencoba langsung turun tangan memberikan sejumlah bantuan dengan memanfaatkan momentum Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). “Seperti kita ketahui, honor mereka itu sangat tidak layak, dengan perkiraan hanya dapat Rp 500 ribu rupiah itu pun berasal dari dua sumber APBD dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kalau standarnya UMR tentu saja honor yang mereka dapatkan sangat memprihatinkan,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut, Yuda Puja Turnawan,  saat memberikan bantuan sembako di sekretariat Forum Aliansi Guru dan Karyawan (Fagar), Ahad (03/05/2020).

Yuda menjelaskan, dana biaya tak terduga (BTT) Kabupaten Garut untuk mitigasi Covid- 19 mencapai Rp 253 milliar. Karenanya dengan dana sebesar itu, ia meminta Pemkab Garut bisa memperhatikan keberadaan guru honorer dan penjaga sekolah.” Saya ingin Pemkab Garut melakukan tindakan nyata dengan mengalokasikan anggaran untuk membantu para guru dan penjaga sekolah honorer, karena mereka salah satu kelompok profesi yang terdampak langsung covid-19

Menurutnya, Bupati Garut harus mengeluarkan kebijakan untuk memperhatikan honorer.” Masih sangat memungkinkan bantuan tersebut diberikan kepada warga yang tengah mengalami kesulitan ekonomi, termasuk untuk para pegawai honorer. Kami sangat berempati terhadap nasib para guru honorer, karenanya saat peringatan Hardiknas, kami turun langsung membantu alakadarnya, ” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Fagar, Cecep Kurniadi, menyampaikan apresiasi, atas bantuan yang diberikan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut di momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). “ Kami sangat mengapresiasi apa yang telah diberikan DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Garut di bawah pimpinan Pak Yudha. Terus terang, para honorer tengah kebingungan terutama dalam hal kesejahteraan, tetapi pihaknya merasa, tidak ada satupun  kebijakan pemerintah pusat maupun daerah menyentuh honorer,” keluhnya

Cecep, berharap penjelasan atau penjabaran dari Undang undang Pasal 2 ayat 2 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan kesejahteraan yang layak yang juga harus berpihak pada komunitasnya. (Jay).