Ust. Evie Effendi
Ust. Evie Effendi

Melihat penampilan Evie Effendi, yang berpakaian celana jeans, kaos oblong, dengan kepala ditutup kupluk , orang tidak akan mengira kalau pria berusia 41 tahun itu seorang ustad yang lagi naik daun. Penampilan nyentriknya itu tidak pernah berubah, sekalipun saat berdakwah, baik di luar dan di dalam mesjid. Justru karena penampilannya yang berbeda dengan da’i pada umumnya itulah, ustad kelahiran Garut itu banyak digandrungi anak muda. Apalagi gaya bahasanya yang ceplas ceplos, apa adanya dan mudah dicerna audience, menjadikan ustad beranak empat itu semakin viral di media sosial, dan setiap kali ceramah, selalu dibanjiri jama’ah hingga ribuan orang. Begitupun saat pertama kalinya berdakwah di Mesjid Agung Garut, ribuan mustami menyesaki ruangan mesjid dan meluber ke halaman mesjid terbesar di Kabupaten Garut itu.

” Saya suka dengan gayanya yang apa adanya, bicaranya yang ceplas ceplos. Cara dakwahnya itu, tidak membosankan dan mudah dicerna. Materi ceramahnya juga kena banget, tidak memukul, tapi merangkul. Pokonya cara dakwahnya enakeun lah,” ujar Beni (27) warga Jalan Ciledug, Garut, usai mengikuti ceramah ustad muda itu di Mesjid Mochamad Bakri.

Ustad yang mengaku pernah menjalani hidup di penjara selama 3 bulan itu, mengatakan, kalau penampilannya berbeda dengan da’i yang lainnya, dengan alasan Alloh hanya melihat umatnya dari taqwanya.” Tong alergi ku perbedaan. Alloh tidak melihat dari penampilannya, dari Fisiknya, tapi dari taqwanya. Kalau saya berbeda, itu cara saya. Jalan yang berbeda, untuk tujuan yang sama. Karena yang membuat perpecahan itu bukan perbedaan, tapi kedengkian. Karakter para sahabat juga berbeda beda, tapi tujuannya sama menumbuhkan ketauhidan,” tuturnya.

Menyikapi semakin banyaknya mustami yang mengikuti ceramahnya di berbagai daerah. Hal itu dianggapnya sebagai ujian.” Ini semua biidnillah (atas ijin Alloh), dan ini ujian dari Alloh. Saya hanya meramgkul, tidak memukul, mengajak, tidak mengejek. Ternyata banyak orang yang galau, resah dan gelisah, mereka butuh nasihat dan bimbingan. Saya ngomong kepada mereka apa adanya. Intinya tong ngabohong we jadi jelema mah, ini mungkin yang jadi magnet saya. Kalau saya ngomong anjing, ya anjing. Tapi tidak menganjingkan keadaan,” cetusnya.

Ustad pengisi program Islami di beberapa stasium televisi, yang pernah menjadi santri di Darul Arqom dan Pesantren Persatuan Islam Rancabogo Garut ini, mengaku akan lebih fokus berdakwah dan mengajak generasi muda untuk berhijrah kepada hal yang lebih baik. ” SayA malu kalau hidup ini tidak berkarya, berdakwah itu bukan hanya tugas ustad, tapi tugas semua umat. Ajaklah mereka, jangan diejek, rangkul mereka, jangan dipukul. Saya lihat banyak ustad yang egois, baca alqur’an di mesjid sendiri, padahal anak jalanan juga banyak yang mau kalau diajak. Saya mencoba menjembatani mereka, agar mereka mau berhijrah dari kehidupan yang tidak teratur di jalanan, menjadi lebih teratur dan lebih baik dengan menjalankan ibadah,” paparnya.

Sebelum terkenal seperti sekarang ini, Evie effendi, sudah berdakwah di berbagai tempat, termasuk mendakwahi anak-anak jalanan, dakwah di tempat prostitusi, seperti kawasan Saritem Bandung, bahkan ketika tinggal di Lapas Kebonwaru, Ia rajin berdakwah. Sehingga banyak anak jalanan, mantan narapidana yang hijrah dari kehidupan kelamnya.” Alhamdulillah, ribuan orang sudah kembali ke jalan yang benar,” ungkapnya, menutup pembicaraanya dengan Kandaga. N Jay.