Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman

Dua kasus bulliying/perundungan yang sempat viral di media sosial, yakni kasus di Universitas Gunadarma Jakarta dan kasus perundungan siswi SMP di Thamrin City, Jakarta Pusat, membuat Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman merasa ngeri.” Terus terang saya ngeri melihat tayangan bulliying anak SD oleh anak SMP itu. Kita tidak menafikan, meskipun di Garut ini belum ada laporan resmi kasus bulliying, tapi kalau obrolan adanya murid yang diledek, dan oleh gurunya dibiarkan, itu ada lah,” kata Helmi, usai menghadiri kegiatan peringatan Hari Anak Nasional, di Lapangan Setda, Selasa (24/07).

Untuk mencegah terjadinya kasus perundungan yang cukup membahayakan bagi korban bulliying, kata Helmi, harus dilakukan melalui pendekatan agama. Sebab katanya tak ada satu agama pun yang mengajarkan ketidak baikan.” Dalam agama itu, jangankan ngebuli, gibah saja, ngomongin orang itu dilarang,” ujarnya.

Meski di Kabupaten Garut belum ada kasus, maupun laporan resmi perundungan, terutama di lingkungan sekolah. Namun Dinas Pendidikan (Disdik) Garut telah melakukan antisipasi, dengan melaksanakan sosialisasi bahayanya bulliying.

Plt Kadisdik, Dede Sutisna bahkan dalam pertemuan dengan para Kepala SMP baru-baru ini kembali mengingatkan bahaya kekerasan di dalam sekolah. Sosialisasi untuk mencegah terjadinya perundungan itu, dilakukan di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdik,  kegiatan rapat kepala sekolah satuan pendidikan, serta kepada para pengawas sekolah di tingkat Sekolah Dasar dan SMP. “Saya minta para kepala sekolah untuk selalu mengantisipasi terjadinya kekerasan di dalam sekolah, meski belum ada laporan tentang hal ini di Garut, kita harus tetap berjaga-jaga agar tidak terjadi seperti kasus di Sukabumi,” ujarnya. (Jay) ***