Menanggapi permintaan Ketua DPRD Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, agar Dinas Kesehatan (Dinkes)  Garut menarik kembali alat Rapid Test yang tingkat akurasinya dinilai rendah dan telah membuat resah masyarakat, tetutama yang dinyatakan Reaktif pada pemeriksaan kesehatannya. Namum ketika dites lagi dengan alat Rapid Test merk lain menunjukkan Non Reaktif. Euis Ida sendiri menolak mengikuti Rapid Test jika  kualitas alatnya  jelek.

” Yah memang seperti itu kejadiannya, hari ini Reaktif, besoknya dites dengan alat Rapid Tes merk yang lain jadi negatiif. Karena ini terjadi di beberapa titik, makanya kita juga mempertanyakan kepada yang merekomendasikan alat ini di pusat. Karena hal ini tetjadi juga di luar Garut, alat ini diganti saya setuju,” kata Wakil Bupati Garut, Jawa Barat, dr. Helmi Budiman, di ruang kerjanya, Jum’at (15/05/2020).!

Lanjut Helmi, semua alat pada dasarnya bisa salah negatif, bisa juga terjadi kesalahan positif. Namun karena kasusnya terjadi bukan hanya di Garut,  maka Dinkes sudah berkonsultasi dengan pihak yang berwenang merekomendasikan alat Rapid Test ini di Pusat, tapi katanya, belum ada jawaban sampai saat ini.

Namun kata Helmi pula, alat Rapid Test buatan China yang disebut Kepala Dinkes Garut, bermerk Viva Diag itu, masih bisa dipergunakan.” Alat tes ini hanya sebagai penjaring, karenanya masih bisa digunakan, tapi penggunaannya harus hati-hati dan harus ada alat pembanding. Mungkin alat yang lain juga harus ada pembanding,” pungkasnya. (Jay)