SUCINARAJA, (kandaga.id).- Sampah menjadi salah satu persoalan serius di setiap tempat, dan tahun 2025 Kabupeten Garut punya keinginan “zero waste”, meski tak mungkin tapi dapat diminimalisir dengan inovasi atau kreativitas melalui peserta didik yang nanti akan merasakannya.

Untuk itulah mungkin, SMAN 26 Garut yang berada ditengah lingkungan masyarakat pertanian tepatnya di Jl. Tegalpanjang RT 02/RW 16, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Jawa Barat, memanfaatkan sampah jadi nilai ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

 

Kepala SMAN 26 Garut, Wawan, S.Pd., MM.

Seperti pada Gelar Karya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) tahun pelajaran 2022/2023 yang pertama ini dengan tajuk Hidup Berkelanjutan Pengolahan Sampah dengan tema “Sampahku Tanggung Jawabku, Inspirasi Karyaku”, khusus kelas X yang digelar dilingkungan sekolahnya, Kamis (15/6/2023).

Gelar Karya dibuka oleh Kepala SMAN 26 Garut, Wawan, S.Pd., MM., dan diikuti para guru dan siswa kelas X sekaligus memamerkan buah karya nyata mereka yang cukup unik terbuat dari sampah diantaranya dari bekas kertas koran, dus, karton, manik-manik, dan plastik kresek yang dibuat gaun, serta lainnya.

Sementara siswa lainnya memajangkan berbagai macam makan dan minum ringan untuk diperjual belikan kepada warga sekolah atau lainnya yang merupakan bagian dari literasi finansial.

Menurut Wawan, pengolahan sampah akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah yang dituntut inovasi melalui bimbingan guru, dengan harapan para siswa dapat berkreatifitas, berinovasi terlebih dahulu terutama untuk kepentingan masyarakat di lingkungan sekolah.

Ketua pelaksana, Imas Aisah, M.Pd.

“Banyak sampah dilingkungan sekolah kami untuk dapat dijadikan pupuk organik maupun non organik yang tentunya dapat dijadikan nilai ekonomis, dan mudah-mudahan kedepannya dari hasil gelar karya terus meningkat dan menghasilkan karya-karya lebih baik lagi,” harap Iwan, yang mengaku dirinya punya keinginan memiliki mesin pengolahan sampah khususnya untuk pembuatan pupuk organik.

Pengelolaan sampah ini tentunya memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam penanganannya, sehingga gelar karya P5 hasil siswa ini dapat dijadikan awal menanamkan dan menumbuhkembangkan dalam dirinya mereka yang sifatnya berkelanjutan demi kebutuhan masa depan masyarakat.

“Gelar karya ini esensinya menggali potensi siswa, mereka diberi kebebasan dalam mengekspresikan inovasi berdasarkan kreatifitasnya, baik dibuat di rumah maupun secara kelompok di kelas,” tambah Ketua pelaksana, Imas Aisah, M.Pd., yang mengaku mendapat dukungan dari semua guru. ***Jajang Sukmana