Bukan karena Lugu,
maka tempat berpijakku selalu layu
Hadirmu hanya mengganggu
membuat aku menghajar kepicikanmu dengan Kalbu
Di Tempatku lucu, karena semua berpikir apa ada yang bisa dimakan.
Setiap Hari pamer kebodohan
dengan keangkuhan yang menggelikan
Hai …Anakku, saudaraku temanku Penghuni Negeri Kalian pamerkan keberanian
dengan kebodohan yang mengharukan
Itu kekerdilan, Nak!” Bukankah gurumu pernah mengajarkan kebenaran
Kata maaf itu memilukan simbol kepengecutan
Dan Aku Muak…dengan Anjing anjing Peliharaan
Pemilik Hak jalannya miring
Dipusingkan retorika yang membuat bising
Pemilik Hak berkongsi dengan Maling
Menjauh dariku karena Aku bukan Maling
Kalian Menjual janji
untuk menebus kepentingan sendiri
Kalian hafal Tata Tertib
Untuk mencari cara agar terlihat Arif
Ada udang dibalik batu,
Otaknya udang kepalanya batu
Brentilah sejenak Nak! bernyanyilah yang merdu
tentang gunung cikuray yang mulai sayu
Lihatlah ada wanita wanita yang bernafsu
Brentilah mengunakan simbol-simbol benci
Brentilah berbicara cinta
Brentilah menyia-nyiakan Tenaga
Brentilah menjelajah Kemegahan
karena itu bukan Kita
Lihatlah kanan-kirimu
Lihatlah kelemahan di mana-mana
membuat lelap dan kalap siapa saja
Lihatlah kekurangan merajalela
membabat segala seenak Perutnya Saja
Nuraniku terkoyak tak berdaya
Hai Bangunlah Hai Bangunlah…….
Hai Bangunlah……………..
Hidupkan Ilmumu
Masukan dalam Kebijakanmu
Berdoalah……..Sebelum Kalian Tancapkan kebenaran
Illahi….Ajarkan Kami menghajar Kepicikan
Dengan Maha CahayaMu
Rahayu Untuk Indonesia