Oleh : Atin Kartinah (Guru SMP Negeri 2 Garut)

Era globalisasi dalam peradaban manusia dipicu oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menyebabkan kehidupan manusia senantiasa bergerak secara dinamis. Proses globalisasi telah menyentuh seluruh aspek yang penting dalam kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, bisnis, budaya, politik, ideologi, dan juga pendidikan (Kennedy, 1995 dalam Kusmarni, 2016).

Transisi dari era industri pada abad ke-20 menuju ke abad ke-21 merupakan salah satu dampak dari proses globalisasi. Hal tersebut meningkatkan kesadaran manusia bahwa keterampilan yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan di abad ke-20 tidak lagi cukup untuk mencapai keberhasilan di abad ke-21. Manusia menyadari bahwa perubahan dalam hal pembelajaran dan etos kerja sangat dibutuhkan sehingga menciptakan manusia yang efektif untuk memenuhi tantangan pada abad ke-21 (Kivunja, 2015). Atas dasar itu pula pendidikan kita harus mengarah pada kompetensi life skill atau kecakapan hidup, dimana di dalam life skill tersebut, seseorang harus bisa berkomunikasi dan beradaftasi dengan orang lain. Keterampilan mengambil keputusan, problem solving, berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunkasi secara efektif, membina hubungan antar pribadi adalah salah satu bagian dari kompetensi kecakapan hidup tersebut (At-Tanwir, 2021).

Dalam menghadapi tantangan globalisasi tersebut, pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran untuk pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) merupakan upaya untuk mendorong masyarakat secara konstruktif dan kreatif dalam mengahadapi tantangan global serta menciptakan masyarakat yang tangguh dan berkelanjutan. ESD mendorong sistem pendidikan yang relevan, transformasi pendidikan, peningkatan rasa keadilan dan saling menghormati, mengatasi perubahan iklim, serta membangun masyarakat yang ramah lingkungan.

Salah satu isu penting dari ESD dalam pengajaran adalah konsumsi berkelanjutan melalui program keamanan pangan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

Hasil observasi di banyak sekolah ditemukan data bahwa sebagian besar makanan yang dijual di kantin sekolah dikemas dan dibungkus dengan menggunakan plastik kresek hitam yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain kantong kresek, kertas bekas seperti kertas koran seringkali digunakan untuk membungkus gorengan. Hal ini menjadi berbahaya bagi kesehatan karena tinta yang digunakan untuk mencetak koran dapat mengandung logam timbal yang berbahaya.

Berdasarkan alasan tersebut dan melihat pentingnya isu konsumsi berkelanjutan ini, Saya sebagai pengajar Bahasa Inggris melakukan kolaborasi dengan mata pelajaran IPA untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis proyek tentang pengembangan keterampilan membuat biodegradable plastic menggunakan bahan dasar kulit jeruk Garut melalui model pembelajaran Project Based Learning. Diharapkan kolaborasi antar mata pelajaran ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam membantu menyelesaikan isu lingkungan dengan sampah plastik.

Proses pembelajaran yang telah kami lakukan ini kami bawa pula dalam sebuah ajang lomba penelitian di SEAMEO Recfon dan alhamdulillah projek kami mendapat apresiasi 5 projek terbaik di lomba tersebut dan mendapat hibah dana untuk pelaksanaan penelitian lanjutan. Berawal dari sebuah pemikiran bahwa suatu proses pembelajaran tidak terkunci dalam satu skup bidang mata pelajaran, tetapi membuka peluang untuk bisa berkolaborasi dengan bidang lain yang ada keterkaitan tema dan materi untuk bisa mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa dan sesuai kebutuhan zaman saat ini. Semoga dengan berkolaborasi antar mata pelajaran ini bisa mewujudkan mimpi untuk bisa mengantarkan generasi bangsa pada kehidupan masa depan yang diimpikan. (*)