kandaga.id – Lima sekolah penggerak di Kabupaten Garut, mendapat inspeksi dari Kemendikbud Ristek, salah satunya SMPN 1 Garut di Jl. Jend. A. Yani No. 43, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota.

Kedatangan pelatih ahli sekolah penggerak Kemendikbud Ristek, DR. Feti Fatimatuzzahroh, S.S., M.I.L., disambut langsung Kepala SMPN 1 Garut, Aceng Mulyana, S.Pd., M.Pd., didampingi Pengawas Pembina, Drs. Ela Halimin, M.Pd., dan Guru Penggerak, Karnata Adiwiria, S.Pd., Jum’at (17/12/2021).

Kebetulan di SMPN 1 Garut sedangkan melakukan Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) semester ganjil tahun 2021-2022 kepada orang tua yang didampingi anaknya, sehingga dalam kesempatan itu, DR. Feti diajak untuk hadir ditengah kegiatan.

Usai itu, DR. Feti diajak berkeliling meninjau sarana prasarana setiap sudut SMPN 1 Garut termasuk melihat ruang UKS untuk persiapan pelaksanaan Antigen bagi 105 peserta didik.

Selain itu untuk mendapatkan informasi, DR. Feti melakukan komunikasi, koordinasi dan interaksi dengan pengawasan pembinaan, guru penggerak dan guru mata pelajaran lainnya.

Usai inspeksi, DR. Feti mengatakan, maksud dan tujuan kedatangannya untuk melihat secara langsung kegiatan pembelajaran, khususnya pada implementasi sekolah penggerak dengan keterlibatan orang.

Pelatih ahli sekolah penggerak Kemendikbud Ristek, DR. Feti Fatimatuzzahroh, S.S., M.I.L.

Dirinya tertarik dengan adanya penguatan pendidikan karakter yang digulirkan kepala sekolah, disana orang tua murid duduk bersama dengan anaknya, untuk mengikuti penguatan pendidikan karakter.

“Luar biasa, kepala SMPN 1 Garut menggulirkan penguatan pendidikan karakter yang melibatkan orang tua murid bareng dengan anaknya untuk mengikuti pendidikan karakter,” ujar DR. Feti, yang mengaku baru dilihatnya.

Keterlibatan orang tua di SMPN 1 Garut ini sangat sangat terlihat, dan nanti bisa ditindaklanjuti di rumah. Jadi ucap DR. Feti, apa yang diharapkan di sekolah bisa lebih dimatangkan di rumah.

Karena sekolah lain belum ada kegiatan seperti ini. Hasil dari kunjungannya ini, ucap DR. Feti tidak menutup kemungkinan akan diadopsi untuk ditularkan ke sekolah lain.

Kalau dilihat dari segala sesuatunya, ungkap DR. Feti, kemungkinan SMPN 1 Garut sudah layak untuk melaksanakan PTM 100%. Karena, beberapa program yang sudah direncanakan, seperti projects, ekskulnya lumayan banyak. Bahkan, kata DR. Feti, program-program PSP untuk kegiatan pembelajarannya pun difokuskan untuk PTM secara penuh, secara maksimal.

Selain itu DR. Feti menerangkan, di PSP ada yang namanya berbagi faktor baik, dimana masing-masing sekolah itu menyampaikan budaya positif. Semisal, embun pagi, siswanya datang pagi-pagi. Dan lebih keren lagi, kepala sekolah dan gurunya lebih pagi lagi.

“Nah, itu kan budaya positif yang dibangun, sehingga sekolah itu rasanya sudah kaya rumah. Kalau sudah kaya rumah, siswanya nyaman, orang tua tidak khawatir. Karena sekolah nyaman, aman dan ramah”, pungkasnya. ***Jajang Sukmana