KANDAGA.ID – Setelah menempuh perjalanan selama 6 bulan, Program Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 Kabupaten Garut menutup kegiatannya di SMKN 1 Garut, Jl. Cimanuk No. 309A, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (8/7/2023).

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, hari pertama Jumat, 7 Juli 2023 dengan kegiatan Calon Guru Penggerak (CGP) di kelas, sedangkan hari keduanya, Sabtu, 8 Juli 2023 dengan lokakarya sekaligus sebagai puncak penutup kegiatannya.

Lokakarya diikuti lebih kurang 300 CGP dengan menempati 46 stand, mereka terbagi kedalam kelompok yang berjumlah 7-8 CGP serta seorang Pengajar Praktik (PP), memamerkan rangkuman materi belajar serta aksi-aksi nyata yang dilakukan di sekolahnya masing-masing.

Salah satunya stand dari berasal dari Kecamatan Karangtengah dan Sucinaraja dengan label Karasuci (Karangtengah Sucinaraja) yang terdiri dari 7 CGP dengan PP, Deden Hamdan (Koordinator GP Angkatan 2).

Deden mengatakan, keseluruhan lokakarya ini menampilkan program-program unggulan untuk memenuhi dan meningkatkan kemampuan literasi peserta didik meliputi, baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, serta budaya dan kewargaan.

“Setelah kegiatan lokakarya ini semua guru penggerak di Kabupaten Garut agar di perhatikan dan didayagunakan oleh stakeholder terkait, mulai angkatan 1 hingga 7, sebab PGP dirancang dengan tujuan untuk menciptakan pemimpin-pemimpin pembelajaran yang akan membawa perubahan menuju kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Garut,” harap Deden.

Menurutnya, inovasi-inovasi guru penggerak untuk kemajuan pendidikan harus di fasilitasi dan di wujudkan bersama-sama, karena tidak mungkin seorang guru penggerak bisa mewujudkan pendidikan yang lebih baik jika tidak didukung oleh berbagai pihak.

“Setidaknya ada 7 modal yang diperlukan oleh guru penggerak dalam merealisasikan program-programnya diantaranya, sumber daya manusia, sosial, sarana prasarana, lingkungan, finansial, kebijakan, dan lainnya,” terang Deden.

Terlepas dari itu semua, guru penggerak di tantang dengan apapun kondisinya untuk membuktikan kiprahnya dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik serta banyak memberi dampak positif bagi ekosistem pendidikan di Indonesia.

“Seperti halnya dikatakan guru bangsa HOS. Cokroaminoto, bahwa manusia itulah yang akan menciptakan riwayatnya sendiri.
Guru Penggerak harus mampu menorehkan Noktah emas ditengah-tengah banyak keraguan yang menghadapinya begitu,” pungkas Deden.

Berikut Stand Karasuci memamerkan berbagai program inspiratif diantaranya :
1. Program Mibanda (Mikacinta Bahasa Sunda) merupakan program aksi nyata dari Dian Firmansyah CGP asal dari SDN 2 Cinta
2. Program Julit (Jum’at Literasi) program unggulan dari Imas Aisah CGP Asal SMAN 26 Garut
3. Program LIDI (Literasi Digital) program unggulan untuk anak TK dari Eulis Siti Kodariyah CGP asal TKS Timapersada
4. Program Nobar (Nonton Bareng) untuk anak – anak berkebutuhan khusus di SLB Nurhakam dengan CGP Nuraeni
5. Program Camat (Membaca Cermat) merupakan program unggulan Nurul Apriany CGP asal SMP Islam Al – Jauhari
6. Program Patung (Pagi Berhitung) oleh CGP Ai Sopiaj dari SDN 1 Caringin
7. Program DOREMI (Dongeng untuk Rekan Kami) program unggulan Dede Darmawati CGP asal SDN 5 Sindanggalih. ***Jajang Sukmana