“Hasilkan Karya Teknologi Kearipan Lokal dan Media Ajar Luar Biasa”

KANDAGA.ID – Program Guru Penggerak merupakan program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-5. Guru Penggerak merupakan calon agen perubahan di dunia pendidikan.

Saat ini program tersebut sudah masuk pada angkatan ke-9, sama seperti dialami para Calon Guru Penggerak (CGP) lulusan sebelumnya, pendidikan guru penggerak dijalani selama 6 bulan dengan moda daring dan luring, diantaranya ada kegiatan lokakarya sebanyak 7 kali.

Lokakarya ke-7 Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan ke-9 Kabupaten Garut ini dibuka langsung oleh Ade Manadin, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut di Aula SMAN 1 Garut pada Sabtu (27/4/2024), dimulai pukul 08.00 hingga 14.30 WIB, dan berjalan lancar.

Pembukaan dihadiri Kabid GTK, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat, para pengawas, para kepala sekolah, organisasi profesi PGRI serta guru-guru lainnya yang turut berkunjung ke pameran karya.

Lokakarya diikuti sebanyak 263 CGP, 43 Pengajar Praktik (PP) yang di pertemukan di kegiatan ini, dan tersebar di 15 stand kelompok pameran karya.

Guru penggerak tidak berhenti sampai mendapatkan sertifikat lulusan, tapi jadi awal bergerak untuk terus mengembangkan hasil dari pendidikannya yang keberpihakannya terhadap murid.

Adapun tema nasional yang diusung pada PGP angkatan 9 ini adalah “Berkebinekaan Global”, maka dalam kegiatan ini para Calon Guru Penggerak (CGP) mengenakan pakaian adat has dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Dalam kesempatan ini Kadisdik Ade Manadin menghimbau, agar tidak update status di whatsapp atau media sosial lainnya tentang permasalahan peserta didik di sekolah.

Koordintor Pengajar Praktik PGP angkatan 9, Rahayu, M.Pd menyampaikan proses kegiatan Lokakarya 7, setelah 6 bulan lamanya pendidikan, dan menghasilkan hasil karya luar biasa yang harus mendapatkan perhatian serius.

“Alhamdulillah, terima kasih atas kolaborasi yang sangat baik atas berjalannya kegiatan lokakarya 7 ini, dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa,” ucapnya.

Kegiatan ini berjalan atas kerjasama atau kolaborasi dari berbagai pihak, diantaranya CGP, PP, fasilitator dan unsur lainnya yang sangat baik, diharapkan karya atau produk yang dihasilkan harus menjadi salah satu input pendidikan khususnya di Kabupaten Garut, dan dapat mengakomodir karya-karya siswa yang memberikan transformasi pendidikan di Jawa Barat.

Sementara Lutfi, salah satu CGP dari SMKN 9 Garut memiliki program SMK Berbasis Pondok Pesantren menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia menginginkan anak-anak yang berkarakter dan berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan agama Islam.

“Kolaborasi pesantren harus ada di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya SMKN 9 Garut yang merupakan kecamatan yang banyak pesantren,” ungkapnya.

Dari semua stand pameran karya, ada beberapa hasil karya siswa atas bimbingan CGP 9, diantaranya membuat robot, dan ada juga yang membuat hasil karya media pembelajaran papan multi FPB dan KPK untuk matematika, pop up book untuk pembelajaran Sains.

Selain itu, dari SDN 2 Pasirwangi berhasil membuat bibit sayur, SMKN 14 Garut membuat sabun deterjen, SMPN 2 Pasirwangi membuat pupuk organik cair dan serbuk. Sementara dari stand lain dan kelompok Kopi has Garut hasil karya SMKN 4 Garut dari jurusan agrobisnis pengolahan pertanian. Serta pruduk-produk menarik dan bermanfaat lainnya di setiap stand. ***Jajang Sukmana