Pasanggiri Mojang-Jajaka sebelum Pandemi Covid-19.

KANDAGA.ID – Komunitas Anggota Masyarakat Peduli (KAMP) Garut kembali akan menggelar “Pasanggiri Mojang-Jajaka” tingkat Jawa Barat Kategori Anak di Gedung Bale Paminton “Inten Dewata” Jl. A. Yani, Kecamatan Garut Kota, pada hari Sabtu-Minggu, 2-3 September 2023.

Selain memperebutkan piala Gubernur Jawa Barat, kegiatan Non-APBD ini dalam rangka pengenalan dan pembinaan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dengan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, dan melestarikan warisan budaya bangsa adalah yang ingin dicapai Pemajuan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2017.

Irno Sukarno

Menurut Ketua Pelaksana, Irno Sukarno, nilai-nilai luhur budaya bangsa tersebut diantaranya tertuang serta tersirat dalam tata-cara berias dan berpenampilan (Pengetahuan Tradisional), keterampilan mempertunjukan Kesenian (Seni), dan adab berbahasa/berbicara (Bahasa), dengan segenap unsur yang terkandung didalamnya sehingga turut memperkaya keragaman budaya dan selanjutnya akan memperteguh jati diri bangsa.

“Tak heran jika hal tersebut menjadi bagian dari 10 (sepuluh) objek pemajuan kebudayaan yakni termasuk kedalam objek Pengetahuan Tradisional (berbusana dan kebiasaan berprilaku), Seni dan Bahasa serta Adat-Istiadat,” terang Irno melalui WhatsApp, Jum’at (18/8/2023).

Upaya untuk melestarikan warisan budaya bangsa tersebut diantaranya bisa dirangsang keberadaannya melalui ajang “Pasanggiri Mojang-Jajaka” kategori mulai anak usia dini (PG-TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau usia 3 tahun hingga 15 tahun.

“Pasanggiri Mojang-Jajaka” memang rutin dilaksanakan oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan menampilkan peserta perwakilan dari tiap Kota/Kabupaten yang  merupakan pemenang dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di Kota/Kabupaten di Jawa Barat.

Namun, kata Irno, jarang sekali di Kota/Kabupaten tersebut yang melaksanakan kegiatan “pembinaan” sebelum menuju ke kegiatan tersebut, sebagaimana diketahui bahwa pelaksanakan kegiatan Pasanggiri Mojang-Jajaka di tingkat Jawa Barat hanya diikuti oleh peserta untuk usia 16 s/d 24 tahun, sedangkan kegiatan berupa pembinaan untuk peserta dibawah usia tersebut tidak semua Kota/Kabupaten yang melaksanakannya.

“Dengan pembinaan secara berjenjang, tidak saja pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kota/Kabupaten, tapi dari segi usia pun berjenjang mulai dari anak-anak,” ucapnya.

Ia berharap kalangan generasi muda dapat memiliki ketahanan budaya, tumbuh kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya sendiri dan memiliki filter terhadap serangan budaya luar. Karena harus diakui bahwa Globalisasi yang terjadi sekarang ini harus dicermati secara saksama agar pengaruh terhadap nilai sosial budaya dapat tetap terjaga. ***Jajang Sukmana