KANGADA.ID – SMKN 1 Garut terus melakukan berbagai terobosan untuk menciptakan tempat dan ekosistem belajar yang sejalan Jabar Masagi yang merupakan Program unggulan Provinsi Jawa Barat, dengan harapan semua siswanya menjadi generasi yang beriman, berkarakter sehat, dan cerdas untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Untuk kali pertama dengan In House Training (IHT), Gerakan Barudak Masagi yang berlangsung di Gedung Garuda Hitam SMKN 1 Garut, Jl. Cimanuk No. 309A, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat pada Kamis (6/6/2024).

IHT diikuti oleh sebanyak 50 siswa, dengan materi utamanya Program Jabar Masagi yaitu Niti Surti, Harti, Bukti, dan Niti Bakti, dengan maksud menciptakan siswa berkarakter positif, kolaboratif, kreatif, dan berpikir kritis.

Dalam IHT ini, ke-50 siswa dibekali kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), dan belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).

“Kami berharap perwakilan 50 siswa tersebut mampu menularkan, apa yang sudah didapat dari materinya IHT, diimplementasikan di kelas, di sekolah, dan dilingkungannya masing-masing,” ujar Wakasek Kesiswaan, Nurdin Ruslih, S.T., M.Pd., mewakili Kepala SMKN 1 Garut, H. Bejo Siswoyo, S.TP., M.Pd., pada Jumat (7/6/2024).

IHT ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan terbentuk karakter pada siswa sebagai generasi untuk dapat menghadapi persaingan global di masa depan.

Nurdin meyakini, program Masagi akan berdampak positif terhadap kualitas pendidikan di sekolah, terutama dalam pengembangan ataupun pembentukan karakter, dan akan terhindar dari 3 dosa besar pendidikan yaitu kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi, yang marak terjadi belakangan ini di kalangan pelajar.

“Mudah-mudahan dengan IHT Gerakan Barudak Masagi, bisa meminimalisir bahkan tidak ada perilaku-perilaku tiga dosa besar pendidikan tersebut,” ucapnya.

Menurut Nurdin, program ini akan lahir manusia Masagi atau kesempurnaan dengan memiliki perilaku dan kecakapan hidup dalam kesehariannya.

“Sebenarnya, IHT Jabar Masagi sudah dilaksanakan pada tahun 2019, cuman bentuknya berbeda. Dulu melakukan IHT ke suatu tempat yang ada spot khusus di Jawa Barat, waktu itu di Lembang berkumpul, baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan perwakilan siswa. Karena Pandemi, tidak ada di tahun 2020, dan dilanjut lagi sekarang,” ungkapnya.

Selain siswa, IHT juga akan disosialisasikan pada guru-gurunya lebih kurang selama tiga hari, meskipun mereka sudah paham, sudah mengerti karena memang yang kesekian kalinya.

Otomatis dengan bekal ataupun materi yang sudah didapat sebelumnya guru itu adalah sebagai teladan, sebagai contoh untuk anak-anaknya terutama bagi anak-anak yang memang usia yang sangat rentan sekali.

“Saat ini, itu betul-betul harus kita arahkan, harus kita berikan contoh yang baik, agar mereka bisa menjadi orang yang berarti orang yang lebih baik, agar menjadi orang yang berhasil sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru-gurunya,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana