KANDAGA.ID – IGI Kabupaten Garut menggelar acara Nonton Bareng (Nobar) film berjudul “Saat Menghadap Tuhan” karya Rudi Soedajarwo di XXI Ramayana Mall Garut pada Jumat (7/6/2024), dengan durasi sekitar 125 menit, dan dipandu oleh Panitia nobar Ita Octavia, Mardiah, serta Umi Dian.

Lebih dari 100 peserta ikut nobar ini dari sebagian besar guru jenjang PAUD/TK, SD/MI., SMP/MTS, SMA/MA/SMK, untuk menyaksikan proses terjadinya bulliying. Dalam film ini menceritakan kisah-kisah yang mencerminkan isu-isu yang umum terjadi di masyarakat saat ini, dan ide itu berawal dari pengalaman pribadi serta kegelisahan Rudi Soedajarwo bersama Djemima.

Nono Kartono, S.T., S.Kom sebagai Ketua IGI Kabupaten Garut menyampaikan bahwa kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Pengurus Pusat IGI, Pengurus Wilayah Jawa Barat serta Pengurus Daerah IGI Garut.

Ia mengungkapkan, nobar ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk peningkatan skill kompetensi guru, juga pencegahan serta penangungan bullying yang efektif dan efisien dalam mewujudkan merdeka belajar Serta IGI Garut berupaya dalam mendorong merdeka belajar dengan menggelar kegiatan Nobar ini.

Sebagai pengurus dan anggota IGI Kabupaten Garut pihaknya selalu berprinsip DKA (Dinas Karena Alloh) sesuai dengan semboyan kami sharing and growing together dari Garut untuk Indonesia.

“Insya Alloh bagi bapak ibu yang berkeinginan untuk menjadi anggota IGI khususnya di kabupaten Garut, kami akan bantu proses pendaftarannya bisa gratis pada momen-momen special seperti HUT RI maupun HGN sesuai dengan amanat AD/ART IGI serta program kerja IGI,” ucapnya.

Ia juga mengajak kepada guru-guru hebat untuk bergabung di NgaBaSo IGa (Ngariung Bareng Sobat IGI Garut) untuk bisa sharing dan kita mendorong lahirnya sebuah karya misalnya SAGUSATU (Satu Guru Satu Tulisan),  SAGUSAPRES (Satu Guru Satu Prestasi) yang dapat bermanfaat bagi guru lainnya.

“Kebiasaan pada pelatihan IGI kita di dorong untuk bisa dan setiap peserta akan mendapatkan e-sertifikat yang memiliki setara jam pelajaran dengan setiap peserta mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan setiap materi sebagai wujud pemahaman materi yang diberikan para pemateri. Jika ada sebagian peserta terkendala ada pendampingan di grup khusus sampai bisa memahami materi yang diberikan bahkan bisa privat sesuai dengan kesediaan pematerinya. Kegiatan Seminar/webinar ini juga banyak di ikuti oleh daerah lain di Indonesia,” pungkasnya.

Ita Octavia Rahayu K., selaku panitia nobar menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu kesuksesan acara nobar ini hingga terlaksana dengan baik, sukses dan lancar bahkan sampai ada dua sesi waktu nobar, sesi pertama 14.20 dan sesi dua mulai 16.40 wib, saking banyaknya antusias para guru-guru di kabupaten Garut ini terlebih tiketnya kami bagikan secara gratiskan. Alhamdulillah semua peserta nobar terdiri dari berbagai jenjang Pendidikan mulai dari jenjang PAUD/TK, SD/MI, SMP, SMA/MA/SMK diantaranya: TK Persis Tarogong, TK Bakti Putra, KB Al Muwahidin Karangpawitan,  SDN 7 Kota Kulon,  SDN 4 Paminggir, SDN 1 Paminggir,  SDN Regol 5, SDIT Al Bayyinah, SDN 2 Bayongbong, SDN 3 Caringin, SDN 2 Cisarua,  MI Tarbiyatul Islamiah, SMPN 1 Garut, SMPN 2 Garut, SMPN 4 Garut, SMPN 1 Tarogong Kidul, SMPN 3 Tarogong Kidul, SMPN 4 Tarogong Kidul, SMPN 1 Karangpawitan, SMPN 2 Samarang, SMPN 2 Bayongbong, SMP PGRI Wanaraja, SMP IT Darul Abrol, SMAN 11 Garut, MAN 2 Garut, SMK Ciledug Al Musaddadiyah Garut.

‘Terimakasih semuanya Bagai ibu guru hebat, semoga selalu diberkahi serta selalu bisa sharing and growing together Bersama IGI Garut. Kami juga haturkan banyak terimakasih atas bantuan dan kerjasasama dari PP IGI, PW IGI Jabar serta rekan-rekan PD IGI Garut semoga kolaborasi ini terus terjaga dengan mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya dimasa mendatang. Semoga Allah Azza waJalla senantiasa memberikan anugrah terindah di sepanjang nafas kita. Amin,” Ungkap Ita.

Disisi lain salah satu peserta nobar Nunung Zamilah salah satu guru dari SMPN 4 Garut menuturkan, Alhamdulillah terima kasih jazakalloh khoiron katsiron. Setelah menonton tayangan film ini, Saya dapat menyimpulkan bahwa keteladan dari rumah yang positif yang bisa membentuk karakter anak dengan baik dan orang tua harus bisa bekerja sama dengan pihak sekolah dan membuka diri dari informasi yang menandakan adanya gejala gejala kurang baik. Intinya pendidikan agamalah yang akan menjadi tameng dari segala perbuatan negatif. Anak harus diyakinkan adanya Tuhan dan pertanggungjawaban kelak bila menghadap Tuhannya.

Senada dengan hal tersebut ditambahkan oleh Mardiah sebagai salah satu Guru TK Persis Tarogong  Garut bahwa dalam film ini mengajarkan bahwa pembinaan karakter yang paling utama adalah peranan Keluarga menjadi kunci utama perkembangan anak-anak didik kita harus terjalin komunikasi dua arah antara pihak sekolah dan keluarga sama-sama melihat, dan mengawasi perkembangan anaknya agar cipta generasi yang unggul menuju generasi emas di tahun 2045. Setelah nonton fil ini juga kami merasa tercengan juga dengan peranan guru juga ternyata secara psikologis bisa mendorong anak berbuat menjadi anak yang berperilaku baik dan buruk, Ketika melakukan pembiaran kenapa anak didik tentunya itu akan menjadi dorongan secara tidak langsung bahwa kita membenarkan hal tersebut sehingga karakter anak menjadi seenaknya sehingga akhirnya menjadi MADESU (masa depan suram), tapi mulai hari ini kita sama-sama ubah ini yang bisa kita lakukan dengan merubah MADESU ini menjadi MASA DEPAN SUKSES Insya Allah akan tercapai Aamiin YRA.

“Maka dari itu Bapak/ibu yang ada di Kabupaten Garut khususnya mari kita sama-sama jaga semangat kita dan komunikasi kita dalam memahami perkembangan anak-anak didik kita mari kita sharing and growing together Bersama IGI Garut melalui kegiatan NGABASO IGA (NGAriung BAreng SObat IGI GArut) serta kegiatan IGI Garut lainnya. Semoga Kita Selalu sehat, dimudahkan segala urusan Kita. Aamiin YRA,” pungkas Mardiah. ***Jajang Sukmana