KANDAGA.ID – Pekan Seni dan Kreativitas Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI) jenjang SD tingkat Kecamatan Garut Kota berlangsung tanggal, 4-5 Maret 2024 di SDN 1 Regol, Jl. Bratayudha No. 49, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Anita Istiani, S.Pd., M.Pd., selaku Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Garut Kota, secara resmi membuka PENTAS PAI ini disaksikan oleh peserta upacara dengan tertata rapih, disiplin dan berbeda dari biasanya, termasuk jumlah pesertanya yang mencapai 1.200 dari 66 sekolah, hanya tiga sekolah yang tak mengikuti karena non muslim

Jumlah peserta tersebut merupakan sejarah baru sepanjang PENTAS PAI dilaksanakan. Selian itu, image dari sekolah yang selalu jadi juara itu itu saja sudah terhapuskan. Buktinya pada PENTAS PAI sekarang ini semua sekolah berpartisipasi, dan punya keinginan sama dalam mendukung program pemerintah.

Selain itu, Risman Zakaria, S.Pd.I selaku Ketua KKG PAI Kecamatan Garut Kota punya keinginan untuk tempat pelaksanaan PENTAS PAI secara bergiliran yang dimulainya di SDN 1 Regol, dengan maksud membantu perkembangan sekolah tersebut, sekaligus merasakan seperti apa jika dijadikan tempat pelaksanaan.

Anita memberikan apresiasinya kepada Risman Zakaria, S.Pd.I, ( Ketua), Ade Yusup, S.Pd.I Wakil Ketua), juga kepada Iskandar Hermansyah, S.Pd.I (Sekretaris), dan Dede Syehabudin, S.Pd.I. (Bendahara), serta jajaran KKG PAI lainnya. Pasalnya, kata Anita, dengan kepemimpinan yang muda-muda ternyata mampu menciptakan nuansa berbeda dengan semangat dan inovasi luar biasa.

“Terima kasih kepada semuanya, jaga terus kesolidan, ciptakan terus inovasi dan kreativitas, saya yakin Garut Kota kedepannya akan maju, titip. Terima kasih juga kepada Ibu Yayu Sri Rahayu, S. Pd.SD., selaku Kepala SDN 1 Regol yang telah memberikan tempat untuk pelaksanaan PENTAS PAI ini, semoga membawa berkah, dan kemajuan kedepannya,” ucapnya.

Sementara itu, Ade Yusup selaku Ketua Pelaksana mengatakan, ajang talenta PENTAS PAI ini untuk mempererat tali silaturahmi antar siswa dan sekolah, sekaligus meningkatkan motivasi serta semangat belajar, juga memicu rasa ingin tahu serta mendorong untuk mempelajari agama Islam lebih mendalam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tumbuh kembang nilai-nilai moral, akhlak mulia pada diri siswa kini dan nanti.

Adapun jenis yang dilombakan adalah MTQ, kaligrafi, praktek sholat, hifdzul Qur’an, qasidah, adzan, pidato, cepat tepat. Lomba tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat prestasi dan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah, dan hasilnya jadi bahan evaluasi atau masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kedepannya.

“Mudah-mudahan dengan penghargaan yang menarik dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk mengikuti lomba dan meningkatkan prestasi khususnya dalam bidang PAI, tumbuh kreativitas dan potensi bidang seni dan budaya Islam,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana