Oleh : Ai Sadidah (Guru SMPN 1 Cisurupan)

Sebagai persiapan menghadapi masuknya tahun pelajaran 2023-2024, SMPN 1 Cisurupan menyelenggarakan seminar pendidikan dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Pendidik dalam Membangun Generasi Unggul”. Seminar dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Juli 2023 bertempat di ruang pertemuan SMPN 1 Cisurupan. Seminar ini diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan SMPN 1 Cisurupan dan perwakilan guru dari SMP yang berada dalam rayon 6.

Dalam sambutan sebagai tuan rumah yang bertindak sebagai ketua panitia pelaksana kegiatan seminar, Kepala SMPN 1 Cisurupan yakni Bapak H. Apip, S.Pd, M.Pd menyampaikan bahwa seminar ini dilaksanakan sebagai bagian upaya penguatan kompetensi guru dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi guru untuk bersiap menyambut tahun ajaran 2023-2024 dengan semangat untuk terus meningkatkan profesionalitas. Dalam kesempatan yang sama, ketua MKKS subrayon 6, Herdi Mulyana RH, S. Pd.,M.Pd atas nama Dinas Pendidikan Garut mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan ini. Dengan kehadiran para nara sumber yang kompeten pada bidangnya, diharapkan para peserta dapat mengambil ilmu dan pelajaran yang disampaikannya. 

Dua nara sumber dihadirkan dalam seminar pendidikan yang digagas SMPN 1 Cisurupan ini yakni Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd dan Iim Salim, S.Pd, M.Pd. Kedua nara sumber dikenal akrab dengan kiprahnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan SMPN 1 Cisurupan. Keduanya merupakan alumni SMPN 1 Cisurupan lulusan tahun 1977. Kedua nara sumber berkiprah dalam dunia pendidikan hingga saat ini. Prof. Uman dikenal sebagai legenda guru besar lulusan SMPN 1 Cisurupan yang kiprahnya sudah mendunia. Seorang guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Demikian juga Pak Iim sudah malang melintang mendedikasikan diri sebagai guru, kepala sekolah, pengawas bina dan hingga kini sebagai ketua komite SMPN 1 Cisurupan.

Dalam pemaparan materi yang disampaikan oleh Prof. Uman mengusung topik “Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Profesionalisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan” ditekankan pada bagaimana guru menjadi profesi yang harus disyukuri dan menjadikan profesi guru sebagai ladang membuat kebajikan yang bernilai manfaat untuk bekal menuju kehidupan akhirat. Dalam bahasanya prof. Uman, setiap kita sebagai guru nanti akan dihisab. Pemaparan lugas yang disampaikan prof. Umam mampu kembali mengingatkan saya sebagai guru untuk memiliki kesadaran bahwa menjadi guru tidak cukup hanya menjadi guru yang biasa-biasa saja. Tidak cukup hanya bisa menyampaikan materi pelajaran, namun lebih jauh lagi harus sanggup mendidik anak didik kita sesuai dengan jaman yang dihadapi saat ini. Meskipun sebagian dari guru saat ini mungkin termasuk generasi yang secara teknologi tertinggal, namun bukan berarti kita selalu ketinggalan. Maka adaptasi teknologi perlu dilakukan guru saat ini karena anak didik kita sudah terlahir di jaman yang serba digital yang basisnya teknologi tersebut. Menurut Prof. Uman, guru yang bagus bukan guru yang menyampaikan materi dengan bagus, tapi guru yang bagus adalah guru yang bisa mengantisipasi apa yang dihadapi siswanya. Guru yang bagus adalah guru yang bisa menciptakan situasi dan kondisi agar anak mau belajar, setelah mau belajar maka anak akan mampu mengikuti pembelajaran. Prof. Uman mengingatkan agar para guru tidak skeptis dengan anak didik kita yang inputnya apa adanya, karena guru sudah disiapkan menghadapi situasi yang demikian. Dari sinilah akan lahir guru yang tidak apa adanya. Beliau memberikan gambaran, beliau sendiri tidak akan seperti ini jika tidak dididik oleh para guru di jamannya yang masih serba kekurangan. Jika para guru di jaman dulu yang bahkan belum banyak yang lulusan S1 dapat melahirkan seorang siswa seperti beliau, maka sangat dimungkinkan dengan kondisi para guru saat ini yang semuanya lulusan S1 bahkan S2 melahirkan lebih banyak lulusan dengan kiprah yang makin meluas seperti beliau. Dari sinilah, Prof. Uman menegaskan profesionalitas guru akan menjawab fungsi pendidikan akan tercapai dengan menghasilkan peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Profesionalitas guru akan menjawab penyiapan kualitas SDM sebagai bagian pencapaian tujuan negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Generasi yang berkualitas hanya mungkin tercapai jika para pendidik/ gurunya juga berkualitas. Guru berkualitas inilah yang diidealkan sebagai guru professional dengan beberapa karakteristik antara lain: (1) berkarakter positif, (2) memiliki literasi yang kuat, (3) punya pengalaman yang banyak, dan (4) memiliki keyakinan hidup yang kokoh. Pada bagian akhir pemaparannya, Prof. Uman dengan mengutip nasihat Imam Syafi’i mengingatkan para guru untuk terus belajar karena “Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan”.

Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd

Pada sesi kedua setelah istirahat siang untuk makan dan sholat, seminar dilanjutkan dengan bedah kurikulum yang dipandu oleh Bapak Iim Salim, S.Pd, M.Pd. Bedah Kurikulum Merdeka, demikian topik yang diangkat oleh pemateri kedua, Pak Iim. Dalam penyampaian topik ini, Pak Iim mengajak para peserta memahami konsep kurikulum merdeka dan bagaimana implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran. Untuk pemahaman konsep Kurikulum Merdeka menurut Pak Iim kata kuncinya adalah “Jika anda memahami Kurikulum 2013, maka dengan mudah anda memahami Kurikulum Merdeka.” Berangkat dari kata kunci ini, para peserta diajak melihat bagaimana konsep Kurikulum 2013 dan konsep Kurikulum Merdeka. Dengan melakukan telaah dua konsep kurikulum ini muncullah beberapa perbedaan pokok di antara keduanya yang digambarkan dalam tabel perbandingan sebagai berikut :

Dengan demikian, kehadiran Kurikulum Merdeka pada prinsipnya tidak berbeda dengan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka lebih menguatkan pada beberapa aspek yang dalam Kurikulum 2013 sudah dikonsepsikan semisal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menjadi Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

Setelah Konsep Kurikulum Merdeka disampaikan kemudian dilanjutkan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka ini yang dibedakan dalam dua tahapan yakni: (1) Tahapan Perencanaan dalam Implementasi Kurikulum dan (2) Tahapam Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. 

Iim Salim, S.Pd, M.Pd

Tahapan Perencanaan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut: (1) Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah, (2) Perancangan Alur Tujuan Pembelajaran, (3) Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen, (4). Penggunaan dan Pengembangan Perangkat Ajar, dan (5). Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selanjutnya untuk Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran dalam IKM adalah sebagai berikut: (1) Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, (2) Penerapan pembelajaran berpusat pada peserta didik, (3). Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran, (4) Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik, (5). Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran, (6). Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran, (7). Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/industry, dan (8). Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum.

Dengan bedah kurikulum merdeka yang dilaksanakan sebagai bagian dari seminar pendidikan yang dilaksanakan pada 1 Juli 2023 ini, diharapkan para guru semakin siap dengan tuntutan perubahan dan mengadaptasi perubahan yang terjadi dalam kesiapan implementasi kurikulum yang dicanangkan. (*)