Foto: Anggana Mulia/Ilham Kautsar Prawira/Diskominfo Garut

GARKOT, (kandaga.id).– Adiwiyata merupakan pendekatan yang adaptif terhadap pengelolaan lingkungan khususnya lingkungan sekolah, sehingga pemanfaatan dan pembudayaannya harus ada mindset pada siswa.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana pada rapat Koordinasi Program Sekolah Adiwiyata dalam bentuk Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut berkolaborasi dengan Yayasan Bakti Barito yang dilaksanakan di Meeting Room SMPN 1 Garut, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Selasa (31/1/2023).

Melalui proses Adiwiyata inilah, ungkap Sekda Nurdin, sebetulnya ingin mendekatkan adaptif terhadap pengelolaan lingkungan, sehingga kerusakan yang ada akan menjadi tanggung jawab mereka. Dan jika anak-anak tidak memiliki pengetahuan terhadap pengelolaan lingkungan yang baik, maka kondisi lingkungan ke depannya akan sangat sulit dan mengkhawatirkan.

“Hari ini anak-anak kita, besok orang tua mereka akan peduli lingkungan, maka ketika ini diberikan setidaknya akan membekas dalam eksploitasi alam ini yang kita inginkan,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah, mengatakan bahwa sekolah memiliki sumber sampah yang cukup kompleks dari makanan dan minuman termasuk kegiatan sekolah, alat tulis kantor, maupun aktivitas belajar dan mengajar.

Ini tentu saja akan memberikan satu produk yang dalam bentuk sampah, plastik sisa makanan, daun, ranting, kertas, dan sampah lainnya.

Maka dari itu, kata Jujun, perlu dilakukan pemetaan potensi dan masalah yang ada lingkungan di sekolah. Tak hanya itu, integrasi perlindungan hidup pada mata pelajaran di sekolah juga diperlukan sebagai bentuk penekanan atau pembiasaan perilaku atau norma lingkungan hidup di sekolah.

Menurutnya program GPBLHS ini merupakan aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

“Outputnya adalah perilaku bertanggung jawab dalam upaya pelestarian lingkungan hidup serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan upaya pendukung ketahanan bencana sekolah,” pungkasnya.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Garut, Asep Wawan, mengungkapkan bahwa program GPBLHS ini memiliki banyak dampak positif terhadap sekolah-sekolah yang mengikuti kegiatan ini. Maka dari itu, ia berharap seluruh jenjang pendidikan baik itu TK, SD, SMP, SMA ataupun MTs dan MA dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan Sekolah Adiwiyata.

Sebab kata Asep Wawan, dengan mengikuti kegiatan ini tentunya kita selaku pengelola sekolah akan bertambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara memanage sekolah yang ramah lingkungan.

Ia berharap, bagi sekolah-sekolah yang belum sama sekali mengikuti kegiatan ini, dapat mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Program Sekolah Adiwiyata di tahun ini.

“Diharapkan kerja sama dari para pengawas, pembina, terutama yang hadir dan tentunya lebih mengetahui tentang kondisi sekolah didata, didorong sekolah, dimotivasi agar semua sekolah terutama yang belum pernah sama sekali mengikuti kegiatan ini untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana/Diskominfo Garut