Kepala SDIT Persis Tarogong 1, Iyus Susanto, M.Pd., saat diwawancara oleh tim Diskominfo Garut di SDIT Persis Tarogong 1, Jalan Terusan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (31/1/2023). (Foto : Anggana Mulia Karsa Kurniawan/Diskominfo Garut).

TARKID, (kandaga.id).- Mengusung tema “Membangun Ukhuwah Islamiyah dengan Pengalaman Sosial dan Pengamalan Ilmu”, kegiatan Edu Staycation dari Jum’at-Sabtu, 27-28 Januari 2023 di Jam’iyyah Persis Kampung Nangewer, Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu sudah selesai.

Kegiatan yang rutin dilaksanakan SDIT Persis Tarogong 1 ini sebagai bentuk mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah dengan pembiasaan-pembiasaan baik dan keterampilan-keterampilan yang bisa dipraktekkan di masyarakat. Walaupun sifatnya miniatur kuliah kerja nyata hanya dua hari, tapi dampaknya bagus bagi perkembangan mental sosial anak-anak.

Sempat terhenti karena pandemi, yang pasti kata Kepala SDIT Persis Tarogong 1, Iyus Susanto, M.Pd., setiap tahun berjalan, dan di Kp. Nangewer ini untuk keempat kalinya, sebelumnya di laksanakan di Garogol Kecamatan Semarang. Dan tidak menutup kemungkinan untuk berikutnya di tempat lain dengan survei terlebih dahulu daerah-daerah yang memungkinkan, Selasa (31/01/2023).

Program Edu Staycation untuk tahun ini diikuti sebanyak 106 siswa dengan harapan terbentuk karakter kemandiri dan mampu menyerap ilmu di kehidupan keseharian masyarakat. Dan selama menjalani program, para siswa menetap di rumah warga yang bersifat homestay, di mana pemilik rumah ini menjadi orang tua asuh bagi siswa selama menjalankan program.

Sebelum melaksanakan program ini, awal tahun pelajaran disosialisasikan terlebih dahulu kepada orang tua siswa untuk diketahui maksud dan tujuan hingga harapan, sehingga orang tua memaklumi, memahami, bahkan mendukung serta membantunya.

Karena menggunakan format yang berbeda seperti pembelajaran biasa di kelas, sehingga program edu staycation ini mendapat antusias dari para siswa untuk mengikutinya, walaupun jauh dari rumah.

“Jadi ini sangat menyegarkan sekaligus refreshing buat anak-anak, tanpa sadar mereka belajar, karena mereka langsung masuk ke titik-titik pendidikan yang nyata seperti home industry ke peternakan sapi ikut memerah susunya, melihat pengolahan dari bahan mentah menjadi bahan-bahan siap jual. Pokoknya sangat mengasyikkan,” pungkas Iyus. ***Jajang Sukmana/Diskominfo Garut