TARKID, (kandaga.id).- Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 4 dari jenjang TK, SD, SMA, SMK, dan SLB tengah melakukan persiapan dalam mengakhiri kegiatannya dengan melakukan Gelar Karya Inovasi di GOR SMAN 1 Garut, Jl. Merdeka No.91, Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (14/10/2022).

Salah satu CGP, Rahayu, M.Pd., (Waka Bidang Kurikulum SMKN 10 Garut) mengatakan, dirinya bersama rekan-rekannya di kelompok 9 akan memajangkan tiga program unggulannya yaitu Digitalisasi Sekolah, Matematika Bermakna, dan Produk Kewirausahaan (Hidroponik, Ecoprinting, dan Sabun Jelantah).

Digitalisasi sekolah yang ia pilih, sejalan dengan visi SMKN 10 Garut sebagai SMK Pusat Keunggulan (PK) 2 lanjutan yaitu Juara Merdeka.

“Dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila, kami SMKN 10 Garut berkomitmen dalam peningkatan mutu SDM yang profesional, berdedikasi tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diemban sesuai mewujudkan visi pendidikan Indonesia,” ungkap Rahayu.

Menurutnya, peningkatan mutu SDM yang memiliki integritas dan tanggung jawab dibutuhkan komitmen untuk mewujudkannya, maka kata Rahayu, diperlukan absensi digital yang terikat dengan lokasi dan laporan setiap pekerjaan setiap saat, serta terintegrasi dalam web dan manajemen sekolah.

“Dengan absensi digital semua elemen sekolah semakin tumbuh komitmen dan integritasnya untuk mewujudkan visi misi SMKN 10 Garut Juara Merdeka,” ujarnya.

We

Rahayu juga mengaku pihaknya telah melakukan aksi nyata dengan menerbitkan dua buku yang melibatkan guru serta siswa dan telah memiliki ISBN, sehingga SMKN 10 Garut menobatkan sebagai sekolah penggerak literasi nasional, bahkan setiap pekan menerbitkan buletin SMKN 10 Garut yang dikelola oleh ekskul KIR.

Tak hanya itu, SMKN 10 Garut juga telah melakukan aksi nyata budaya industri, yang senantiasa menyiapkan lulusannya untuk BMW (Bekerja, Melanjutkan dan Berwirausaha).

“Untuk mewujudkannya budaya industri ini, diadopsi dalam pembelajaran termasuk saat masuk dan keluar sekolah. Jalur masuk dengan rute Hijau, dan pulang sekolah jalur kuning,” terangnya.

Menurut Rahayu, keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar, keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha.

“Pembelajaran setelah aksi nyata yang dijalankan berdampak positif untuk semua elemen SMKN 10 Garut, rencana tindak lanjut mengevaluasi seluruh program aksi nyata, dan selalu meningkatkan kompetensi guru dalam mendidik dan mengajar generasi Z,” pungkasnya.

Sementara Endah Saadah, S.Pd., M.Pd., (SMAN 8 Garut) memajangkan hasil inovasinya yaitu Budidaya Hidroponik berbasis Chemoentrepreneurship, tujuannya membekali siswa dengan keterampilan wirausaha.

“Projek ini diawali dengan pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan budidaya hidroponik kepada siswa, sehingga mereka memiliki motivasi dan sikap mental untuk berwirausaha agar mengembangkan potensi kepemimpinan dan tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya,” terangnya.

Menurut Endah, perencanaan projek ini diawali dengan fokus pengamatan kegiatan projek yang dilanjutkan dengan pembuatan rubrik, asesmen projek, pembagian peran dalam projek, dokumentasi projek, evaluasi projek (refleksi awal, refleksi mingguan dan refleksi akhir projek) dan rencana tindak lanjut projek (RTL projek).

“Pelaksanaan projek diawali dengan pemberian materi dari narasumber, kemudian melalui tahapan persemaian, pembesaran, dan tahapan panen,” ungkapnya.

Adapun rencana perbaikan, lanjut Endah, perlu konsistensi dan semangat untuk terus melakukan tindak lanjut program serta memperluas pemasaran hasil budidaya.

Berikut CGP kelompok 9 angkatan 4 : Rahayu (SMKN 10 Garut), Dian Herdiani (SMKN 10 Garut), Endah Saadah (SMAN 8 Garut), Nenden Astriyani (SMPN 2 Cilawu), dan Munandar (SMAN 19 Garut), serta Pengajar Praktik, Irma Rakhmawati, ST., (SMKN 15 Kota Bekasi). ***Jajang Sukmana