TARKID, (kandaga.id).- Setelah menempuh 13 bulan, akhirnya Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 4 jenjang TK, SD, SMA, SMK, dan SLB se-Kabupaten Garut mengakhirinya dengan menggelar Festival Panen Hasil Belajar Lokakarya 7 di GOR SMAN 1 Garut, Jl. Merdeka No.91, Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Sabtu (15/10/2022).

Kegiatan Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat ini dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin, S.Pd., M.Pd., disaksikan Kabid GTK, Kabid SD beserta stafnya masing-masing, sebagian kepala sekolah, pengawas, perwakilan Ketua Dewan Pendidikan, dan 14 kelompok CGP beserta fasilitator juga pembimbingnya.

Disela-sela pembukaan, panitia menampilkan beberapa siswa berprestasi, diantaranya juara FTBI tingkat Kabupaten Garut dan juara nyanyi Solo tingkat provinsi Jawa Barat.

Kadisdik Ade Manadin merasa bangga atas penampilan dua siswa yang punya talenta luar biasa dan sholeh karakternya. Menurutnya, kalau anak dibentuk seperti mereka, di sekolah tidak akan ada apa-apa lagi.

Kenapa mereka bisa dibentuk, sedangkan yang lain tidak? Jawabannya ada pada guru penggerak. Untuk itu,, Kadisdik Ade Manadin berharap, guru penggerak bukan hanya seremonial saja, tapi harus menjadi agen perubahan dan bisa mendeteksi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

“Jadi guru penggerak bukan karena ingin apa-apa, tapi implementasi guru penggerak itu harus memuliakan, harus menjunjung tinggi martabatnya peserta didik,” terangnya.

Awali perubahan dari diri sendiri, jangan menunggu orang lain berubah, belajar menghormati, jangan menunggu dihormati orang lain, tapi hormati dahulu orang lain, dan jangan pernah memikirkan dari sisi kejelekannya, tapi ingatlah satu kebaikannya.

Di sinilah perlu transformasi leadership kepemimpinan itu harus berubah, siapa yang sanggup bertahan di eravoka ini, mereka adalah orang-orang yang mempunyai inovasi, kreativitas dan punya komitmen.

“Jadi saya mohon keikhlasan itu tertanam pada diri kita, ketika anak dibimbing dengan keikhlasan maka akan keluar nanti anak yang selalu berterima kasih pada gurunya pada orang tuanya,” harapnya.

Tujuan guru penggerak itu, anak dapat mengeksplore dirinya sendiri, tidak dikendalikan. Sedangkan merdeka mengajar itu ada tiga, belajar, mengajar dan berkarya.

Makanya, jangan jadikan anak itu bawahan, jangan berpikir bahwa anak itu tidak tahu apa-apa, jangan berpikir itu. Tapi berpikirlah bahwa anak itu adalah sosok manusia yang sangat luar biasa, yang mempunyai kecerdasan yang harus kita kawal dan dibimbingnya.

Kadisdik Ade Manadin, menaruh harapan besar kepada guru, kepala sekolah, pengawas SD SMP SMA SMK untuk tetap bersatu, walaupun dalam sisi manajemen dibagi dua, pendidikan menengah ke provinsi, pendidikan dasar di kabupaten, tapi ini warga Garut yang harus diselamatkan.

“Kita harus bergerak di balik ketidaksempurnaan, belajar dari kekurangan, dan jangan mengambil kesimpulan menyamaratakan semua kecerdasan, tapi biarkan tumbuh berkembang,” ujarnya

Ia meminta kepada para guru untuk tidak berhenti belajar, dan jangan sekali-kali menyuruh anak cerdas, sedangkan guru sendiri tidak mau belajar. Ingat tujuan dari merdeka belajar dari kurikulum Merdeka itu, utamanya adalah akhlak.

Guru penggerak ada bonus dari pemerintah, yang sudah menjadi guru penggerak bisa diangkat menjadi kepala sekolah, tapi tujuannya bukan itu, itu hanyalah efek dari perbuatan kita.

“Saya doakan Pendidikan Kabupaten Garut lebih maju, lebih bermartabat yang dibangun oleh diri kita sendiri. Mudah-mudahan kita tetap diberikan kekuatan, keikhlasan, ketawakalan dan kesabaran,” pungkasnya.

Gelar karya CGP angkatan 4 ini diikuti 14 kelompok, setiap kelompok terdiri dari lima CGP, satu fasilitator dan satu pengajar praktik (pendamping). Mereka memajangkan berbagai hasil karya inovasinya yang luar biasa, mulai dari bersifat kewirausahaan, kerajinan, karya-karya literasi, dan teknologi inovatif.

Selain itu, disela foto bersama Kadisdik Ade Manadin mendapat buku dari karya beberapa kelompok, dan sempat untuk tiup lilin ulang tahun pertama CGP angkatan 4. Dan Kadisdik Ade Manadin menyempatkan diri mengunjungi dan berbincang-bincang dengan beberapa kelompok. ***Jajang Sukmana