Oleh : Nurdin, ST., M.Pd.

Kelas merupakan sarana penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar, di dalamnya guru dan murid dapat berinteraksi mengenai materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang diharapkan merupakan tugas guru dalam menyusun serta mengatur strateginya. Salah satu strategi yang perlu dipahami dan diimplementasikan oleh guru adalah strategi pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian masuk akal yang dibuat oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid.

Dalam hal penerapan pembelajaran berdiferensiasi sebagai guru harus memahami terlebih dahulu kebutuhan dasar belajar murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom, bahwa terdapat 3 aspek kebutuhan belajar murid yang harus diketahui oleh seorang guru yaitu bagaimana kesiapannya, minatnya, serta profil belajarnya.

Dalam hal mengetahui kesiapan belajar murid, guru dapat melaksanakan pre test terlebih dahulu untuk mengukur sejauh mana pemahaman murid dalam hal materi yang akan dipelajari. Langkah tersebut akan menghasilkan beberapa kelompok murid yang akan dijadikan sebagai dasar melakukan treatment pembelajaran kepada murid berdasar pada kesiapannya.

Murid yang memiliki kemampuan lebih, kemampuan sedang, atau kemampuan kurang harus dibedakan perlakuannya. Misalnya murid yang berkemampuan lebih dapat diberikan pembelajaran yang menantang dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, murid yang berkemampuan sedang dapat diberikan tantangan yang sedikit lebih sulit, sedangkan murid yang berkemampuan kurang diberikan tantangan yang ringan sehingga secara bertahap mereka mampu menyelesaikan tantangannya.

Kemudian dalam hal mengetahui aspek minat pada murid, guru dapat menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian murid terkait dengan minatnya, guru dapat menciptakan pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, dan guru juga dapat melakukan wawancara langsung dengan murid atau bahkan dengan orang tuanya untuk mengetahui kebiasaan, hobi, serta minatnya.

Selanjutnya untuk mengetahui aspek profil belajar murid, guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan mengajar yang variatif. Profil belajar murid terkait beberapa faktor diantaranya preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, seberapa banyak cahaya yang masuk, dan lain sebagainya.

Faktor yang selanjutnya adalah karena pengaruh budaya, apakah budaya santai, pendiam – ekspresif, personal – impersonal.

Faktor yang ketiga adalah preferensi gaya belajar, gaya belajar merupakan cara ternyaman murid dalam hal belajarnya. Murid dapat memilih, memperoleh, serta memproses cara belajarnya sesuai dengan gayanya. Seorang guru harus memiliki data tentang murid terkait gaya belajarnya, diantara muridnya berapa orang yang memiliki gaya belajar secara visual, berapa orang auditori, dan berapa orang yang terbiasa dengan gaya kinestetik.

Setelah guru mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, selanjutnya adalah mengatur strategi dalam hal pembelajaran berdiferensiasi. Terdapat tiga jenis strategi yang dapat guru terapkan dalam implementasi pembelajaran diferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Diferensiasi konten merupakan strategi yang mengacu kepada isi atau materi apa yang diajarkan kepada murid. Dengan diferensiasi konten guru dapat menyampaikan materi yang variatif berdasarkan pada kesiapan belajar, minat, atau profil belajar muridnya, bahkan dapat pula merupakan kombinasi dari ketiganya.

Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang akan dipelajari. Guru dapat mengatur skenario pembelajaran yang dirancang bagi muridnya, misalnya dengan proses belajar dengan metode diskusi secara kelompok, atau proses belajar secara mandiri. Tentunya hal tersebut dilakukan harus menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.

Sedangkan diferensiasi produk lebih mengacu kepada hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada guru. Dalam hal ini murid diberikan kebebasan untuk memilih dalam hal membuat produknya, atau apabila produk yang sama dapat memilih cara atau kreatifitas yang berbeda dalam pekerjaan atau tampilan produknya.

Dengan memahami strategi pembelajaran berdiferensiasi yang berpondasikan pada kebutuhan dasar belajar murid dapat memberikan kemudahan kepada para guru dalam hal mencapai tujuan pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan setiap murid sangatlah berbeda, namun dengan memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi sehingga mencapai hasil yang diharapkan. (*)

Penulis, Wakasek Bidang Kesiswaan SMKN 1 Garut